Autis merupakan seseorang yang mengalami gangguan komplek mencakup bahasa, interaksi sosial, komunikasi, maupun perilaku, walaupun memiliki hambatan namun anak tersebut dapat dikembangkan dengan layanan dan pendidikan khusus.

Banyak anak autis dijumpai di sekolah luar biasa (SLB) maupun pada sekolah inklusi. Pada artikel ini akan lebih jelas membahas mengenai pengertian-pengertian autis dijelaskan oleh enam ahli sebagai berikut:
1. Triantoro Safaria (2005:1), autisme sebagai ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, ekolalia, adanya aktivitas bermain yang repetitif dan stereotipe, mutism, pembalikkan kalimat , gangguan berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan yang tertunda, rute ingatan yang kuat serta keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungannya.
2. Gerlach (Yosfan Azwandi, 2005 : 13) menjelaskan bahwa autis memiliki masalah gangguan perkembangan yang kompleks yang muncul sebelum umur tiga tahun sebagai dampak adanya gangguan neurobiologis sehingga berdampak pada fungsi otak. Gangguan pada otak mengakibatkan anak autis mempunyai hambatan baik dalam komunikasi, interaksi sosial, maupun perila Berbagai hambatan yang dimiliki anak autis menyebabkan mereka membutuhkan pendidikan khusus dan layanan khusus.
3. Joko Yuwono (2012: 26), berpendapat bahwa pengertian autisme telah dimuat dalam IDEA (Individuals with Disabilities Education Act) yakni masalah perkembangan yang secara signifikan berdampak pada kemampuan komunikasi verbal, non verbal, interaksi sosial yang umumnya terjadi sebelum umur tiga tahun.
4. Endang Supartini (2009), menjelaskan anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang umumnya terjadi sebelum usia 3 tahun dan kompleks, yang berdampak pada perkembangan sosial, berkomunikasi, perilaku maupun emosi tidak berkembang opti Akibatnya anak menjadi kurang memperhatikan lingkungan dan asik dengan dunianya sendiri.
5. Hallahan & Kauffman (2009 : 433), menjelaskan autisme adalah seseorang yang mempunyai hambatan pada aspek interaksi sosial, komunikasi, perilaku repetitif serta stereotip. Selain itu juga mereka mengalami hambatan kognitif dan beberapa mengalami gangguan persepsi sensori.
6. Haryanto (2011: 78), Autis berasal dari kata auto, yang berarti sendiri, maka dapat diartikan seorang anak yang hidup dalam dunianya sendiri. Anak tersebut cenderung mengalami hambatan dalam interaksi, komunikasi, maupun perilaku sosial.
Daftar Pustaka:
Triantoro Safaria. (2005). Autisme : Pemahaman Baru untuk Hidup Bermakna Bagi Orang Tua. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Yosfan Azwandi. (2005). Mengenal dan Membantu Penyandang Autisme. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Joko Yuwono. (2012). Memahami Anak Autistik : Kajian Teoritik dan Empirik. Bandung : Alfabeta.
Hallahan, D. P. & Kauffman, J. M. (2009). Exceptional Learners : An Introduction to Special Education. USA: Pearson Education, Inc.
Endang Supartini. (2009). Program Son-Rise untuk Pengembangan Bahasa Anak Autis. Jurnal Pendidikan Khusus. Nomor 2, volume 5, 44-54 diakses melalui journal.uny.ac.id pada tanggal 31 Maret 2013.
Haryanto. (2011). Asesmen Pendidikan Luar Biasa. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Demikian adalah artikel mengenai pengertian-pengertian autis semoga dapat menjadi referensi bagi anda, terima kasih.
Seorang minimalis, menyukai olahraga, dan menulis.