Daftar isi: [Hide]
- 1Cara guru menangani anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah
- 1.11. Melakukan identifikasi dan asesmen
- 1.22. Menyusun program pembelajaran individual (PPI) dan RPP
- 1.33. Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai
- 1.44. Pilih materi akademik fungsional
- 1.55. Ajarkan keterampilan kompensatoris
- 1.66. Bangun kedekatan dengan anak
- 1.77. Gunakan media dalam mengajar
- 1.88. Gunakan analisis tugas atau task analysis
- 1.99. Terapkan reward dan punishment
- 1.1010. Latih dan ajari dengan sabar
- 1.1111. Hindari ekspektasi yang terlalu tinggi
- 1.1212. Ulangi dan ulangi
Cara menangani anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah ini bisa diterapkan oleh guru baik di sekolah inklusi, maupun di SLB. Cara ini dapat dilakukan supaya pembelajaran efektif dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak.
Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang mengalami hambatan seperti sensoris, motorik, intelektual, perilaku dan emosi, dll sehingga memerlukan adanya layanan khusus untuk mengembangkan potensinya.
ABK didalamnya termasuk tunanetra, tunagrahita, tunarungu, tunadaksa, autis, ABBS, tunalaras, hingga anak cerdas istimewa. Banyak orang menyebut anak berkebutuhan khusus dengan disabilitas ataupun difabel.
Cara guru menangani anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah
1. Melakukan identifikasi dan asesmen
Cara guru menangani anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi ataupun SLB yakni dengan melakukan identifikasi dan asesmen. Asesmen sendiri merupakan kegiatan untuk menemukenali anak. Tujuan asesmen yakni untuk melihat kondisi, karakteristik anak, hingga kemampuan awal anak untuk nantinya menjadi dasar pembuatan program pembelajaran yang sesuai.
2. Menyusun program pembelajaran individual (PPI) dan RPP
Setelah mengetahui kemampuan awal anak melalui kegiatan identifikasi dan asesmen, maka selanjutnya adalah menyusun program pembelajaran. Program ini bisa disusun dalam wujud PPI maupun RPP.
PPI atau program pembelajaran individual merupakan program pembelajaran yang didesain untuk individu. Sedangkan RPP adalah program yang dirancang untuk satu kelas yang didalamnya memuat kopetensi, materi, metode, bahan ajar, hingga evaluasi.
Baca juga: Contoh PPI untuk ABK dan RPP untuk ABK
3. Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai
Dalam menangani ABK atau anak berkebutuhan khusus, seorang guru harus bisa memilih metode yang tepat. Nah metode untuk mengajar ABK ini akan lebih efektif bila menggunakan metode dimana anak dapat mencoba secara langsung atau mengalami pengalaman langsung.
Contoh metode yang bisa digunakan untuk ABK misalnya drill (latihan berulang), eksperimen, demonstrasi, praktek, karya wisata, dll.
4. Pilih materi akademik fungsional
Sebaiknya dalam mendidik anak berkebutuhan khusus menggunakan meteri akademik fungsional. Maksudnya adalah materi tersebut dapat diterapkan anak dalam kehidupan sehari-hari. Materi akademik fungsional tersebut contohnya penggunaan mata uang, mengenal waktu (jam), dll
5. Ajarkan keterampilan kompensatoris
Keterampilan kompensatoris merupakan kemampuan yang khusus diberikan pada anak berkebutuhan khusus sesuai kebutuhannya. Misalnya keterampilan kompensatoris untuk tunanetra yakni orintasi dan mobilitas, tunarugu yakni bina persepsi bunyi dan irama, tunagrahita yakni bina diri, tunadaksa yakni bina gerak, autis yakni bisa komunikasi, dll.
6. Bangun kedekatan dengan anak
Membangun kedekatan sangat penting dalam mendidik ABK, supaya anak menjadi nyaman dalam belajar. Sehingga apa yang dipelajari lebih mudah diserap anak.
7. Gunakan media dalam mengajar
Media merupakan hal yang penting dalam mengajar ABK. Dengan menggunakan media bisa membuat siswa memahami materi dengan mudah. Media juga memungkinkan anak mengalami pembelajaran dengan lebih nyata, jadi anak tidak sekedar membayangkan.
8. Gunakan analisis tugas atau task analysis
Analisis tugas atau task analysis merupakan pemecahan suatu kegiatan besar menjadi kegiatan kecil-kecil supaya anak lebih mudah dalam mempelajari sesuatu. Dalam menangani ABK sangat cocok menggunakan analisis tugas.
Contonya yakni dalam mengajarkan sikat gigi pada anak bisa dimulai dari mengambil alat, kemudian menaruh pasta gigi ke sikat gigi, hingga menggosokkan di gigi dengan baik. Bila langkah satu belum dikuasai jangan dilanjutkan ke langkah yang lebih rumit.
9. Terapkan reward dan punishment
Cara guru menangani anak berkebutuhan khusus selanjutnya yakni terapkan reward (hadiah) dan punishment (hukuman). Dengan menerapkan cara tersebut supaya anak memahami apa yang salah atau tidak dilakukan karena terdapat berefek buruk, dan apa yang bagus dilakukan karena dapat berefek baik.
10. Latih dan ajari dengan sabar
Kesabaran perlu ditanamkan dalam diri seorang pendidik dalam mengajar ABK. Karena tidak semua yang diajarkan dapat diserap dengan cepat sehingga membutuhkan kesabaran yang tinggi.
11. Hindari ekspektasi yang terlalu tinggi
Seorang guru dalam mendidik ABK mempunyai ekspektasi boleh, namun ekspektasi tersebut jangan terlalu tinggi. Ekspektasi yang terlalu tinggi bukannya membuat guru lebih produktif, namun bisa malah membuat seorang guru terbebani atau tidak maksimal karena materi yang telah dirancang malah tidak kunjung dikuasai siswa.
12. Ulangi dan ulangi
Prinsip selanjutnya adalah ulangi dan ulangi agar materi yang telah dikuasai dan dipahami anak dapat dipindah ke dalam ingatan jangka panjang di otak.
Demikian cara guru menangani anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah. Silahkan bagikan artikel ini untuk menjangkau orang lain yang membutuhkan, terima kasih.