Daftar isi: [Hide]
Masalah mental pada tunanetra penting menjadi perhatian. Jangan sampai mereka tumbuh dengan masalah sehingga berdampak buruk pada masa depannya. Layanan sejak dini perlu diberikan untuk memastikan mereka tumbuh dengan optimal.
Pengertian tunanetra

Tunanetra adalah seseorang yang mengalami hambatan penglihatan baik buta total maupun low vision. Penyebab ketunanetraan bisa terjadi saat pre natal karena virus, atau kebiasaan buruk orang tua saat mengandung, kemudian neonatal seperti penanganan yang salah selama kelahiran, dan post natal seperti trauma pada mata yang diakibatkan kecelakaan.
Walaupun mengalami hambatan penglihatan, dengan layanan dan pendidikan khusus seorang tunanetra dapat berkembang optimal sesuasi potensinya. Ada banyak kisah sukses seorang tunanetra mulai dari pemusik hingga menjadi PNS.
Masalah mental yang seringkali muncul pada tunanetra
Semua orang dapat mengalami masalah mental atau psikis, termasuk tunanetra. Sejak kecil anak tunanetra bisa mengalami frustasi dikarenakan tidak bisa melihat sehingga sering terjatuh, terbentur, atau menabrak suatu benda.
Masalah mental ini bisa lebih berdampak pada tunanetra yang sebelumnya dapat melihat namun karena penyakit atau trauma pada mata sehingga menjadi tidak bisa melihat. Berikut ini adalah masalah mental yang seringkali dialami seorang tunanetra:
1. Rendah diri
Rendah diri bisa muncul pada diri seseorang dikarenakan ini membandingkan dengan orang lain dan merasa tidak lebih baik dari orang-orang disekitarnya. Memahamkan anak untuk membandingkan dirinya dengan orang lain penting dilakukan supaya anak tunanetra tidak merasa rendah diri.
2. Emosi berlebih
Emosi negatif bisa muncul pada tunanetra sebagai dampak ketidakmampuan melihat secara visual. Seringkali anak tunanetra menabrak atau terbentur sesuatu dikarenakan mereka belum mendapat ilmu orientasi dan mobilitas.
Untuk itu penting bagi orang tua untuk mensekolahkan anak tunanetra sedini mungkin. Di sekolah khusus anak diajarkan berbagai hal baik akademik hingga keterampilan seperti orientasi dan mobilitas hingga baca tulis braille pada tunanetra.

3. Perasaan curiga
Sebagai akibat dari hambatan sensori penglihatan dapat membuat penyandang tunanetra mengalami perasaan curiga. Mereka bisa curiga terhadap orang yang ada disekitarnya, bagaimana orang lain memandang dirinya.
4. Sulit menerima diri
Orang yang sebelumnya tidak mengalami tunanetra namun karena hal tertentu seseorang menjadi tunanetra lebih rentan mengalami kesulitan menerima diri. Keadaan yang dialami seringkali membuat seseorang merasa rendah diri.
5. Depresi
Berbagai masalah yang timbul misalnya seperti sulit menerima diri, tidak bersyukur dalam jangka panjang apabila tidak ditangani dapat membuat seseorang rentan mengalami depresi.
Solusi mengatasi masalah mental tunanetra
Berikut ini beberapa solusi untuk mengatasi masalah mental pada tunanetra sehingga mereka dapat tumbuh dengan optimal dan menerima dirinya.

1. Ajari anak menerima diri apa adanya
Tidak menerima kondiri diri sendiri apa adanya hanya akan membuat seseorang mudah stress. Sedangkan mensyukuri dan menerima apa adanya akan menimbulkan kelegaan dan menjadikan seseorang lebih produktif.
2. Ciptakan suasana optimis
Keluarga ataupun orang disekitar sangat penting dalam perkembangan anak tunanetra. Dukungan baik moral maupun materi sangat diperlukan supaya anak tunanetra dapat berkembang meraih cita-cita yang diinginkan.
3. Salurkan emosi pada aktivitas bermanfaat
Emosi negatif seperti marah dan sedih yang timbul sebagai dampat ketunanetraan merupakan hal yang buruk apabila sering terjadi. Untuk itu akan lebih baik bagi orang tua yang memiliki anak tunanetra untuk menyalurkan emosi negatif anak ke hal-hal positif seperti aktivitas seni maupun olahraga.
Ada banyak aktivitas positif yang dapat dilakukan oleh tunanetra seperti bermain catur, sepak bola khusus, berkebun, menulis, dan kegiatan lainnya yang sudah disesuaikan untuk penyandang tunanetra.
4. Motivasi anak untuk percaya diri
Orang tua wajib untuk terus memotivasi anak. Anak perlu dikenalkan dengan berbagai tokoh tunanetra yang menginspirasi dunia walaupun memiliki hambatan. Motivasi yang diberikan terus menerus akan membuat anak menjadi lebih percaya diri.
5. Membiasakan gaya hidup sehat
Gaya hidup sehat seperti olahraga dan asupan makanan yang bergizi penting untuk tunanetra. Walaupun indera penglihatan kurang atau tidak berfungsi namun gaya hidup sehat dapat memastikan supaya indera lain dapat berfungsi dengan optimal.
6. Bergabung dengan komunitas tunanetra
Orang tua perlu untuk mengajak anak bergabung dalam suatu komunitas. Biarkan anak memahami bahwa ia tidak sendiri dan masih banyak orang yang mengalami hambatan yang sama. Dengan bergabung dalam komunitas akan menciptakan suasana saling mendukung antar orang tua dan anak.
7. Mendalami agama yang dianut
Agama adalah sumber ketenangan. Mempelajari agama akan membuat seseorang lebih dekat dengan Tuhan dan memperoleh ketenangan. Untuk itu sejak dini anak tunanetra penting untuk mengenal agamanya lebih dalam.

Demikianlah cara mengatasi mental pada orang dengan hambatan penglihatan atau buta. peran keluarga dan orang terdekat sangat penting bagi seseorang yang mengalami disabilitas termasuk tunanetra. Lingkungan yang mendukung dan selalu positif akan membuat penyandang disabilitas tumbuh dengan baik.
Silahkan bagikan artikel ini apabila anda rasa bermanfaat, terima kasih.
Seorang minimalis, menyukai olahraga, dan menulis.