Beranda Pendidikan Merayakan Kegagalan: Puncak Tertinggi Dari Kebahagiaan

Tulisan ini kutujukan untuk kamu, iya kamu orang berupaya mengejar cita-cita dan impian namun selalu menemui kegagalan. Untuk kamu yang selalu diremehkan karena belum menjadi bagian standar kesuksesan di masyarakat. Dan akhirnya sering mempertanyakan “untuk apa kita hidup?”.

Meraih impian

merayakan kegagalan
merayakan kegagalan via pblworks.org

Saya rasa manusia adalah makhluk yang paling rumit. Pikiran menjadikan manusia menjadi makhluk yang cerdas, namun disisi lain pikiran membuat manusia hanyut dalam angan-angan karena belum mampu meraih impiannya.

Menghadapi kegagalan

Usaha demi usaha dilakukan untuk mendekatkan diri dengan keberhasilan. Namun apa daya masih saja aku gagal meraih cita-cita.

Melihat orang lain dengan kesuksesan yang diraihnya seringkali membuat kita sangat iri. Melihat status Instagram atau whatsapp orang lainpun menjadi malas. Testimoni akan kesuksesan dan keberhasilan selalu ditampilkan, sedangkan aku disini selalu gagal.

Sindirian dan diremehkan adalah makanan sehari-hari yang diterima. Kuliah tinggi-tinggi kok gak jadi apa-apa, kuliah kok gak sukses, hingga akhirnya dibanding-bandingkan. Orang lain tidak tahu perjuangan kita, orang lain tidak mengerti faktor-faktor lain mengapa kita belum sukses, tapi akhirnya aku paham bahwa orang lain mana mau tahu.

“Mereka hanya mau tahu “kamu tidak berhasil atau gagal

Hari demi hari serasa tidak ada progres. Aku hanya bisa terus berusaha sambil meratapi nasib dan berharap akan adanya keajaiban. Keajaiban seperti kata “diterima atau lolos seleksi” menjadi sesuatu yang sangat ingin aku dengar karena dengan begitu aku telah berhasil meraih cita-cita. Tapi sekali lagi ternyata itu hanya angan-angan, kenyataannya adalah tidak ada kabar bahagia apapun yang aku dengar.

Merayakan kegagalan

Tetapi pada akhirnya aku berfikir…..

Kenapa tidak “aku merayakan kegagalan”. Kasihan sekali kegagalan ini, tidak pernah dirayakan. Kenapa Orang hanya ingin merayakan keberhasilan dan kesuksesan dengan membuat pesta dan mengundang orang lain. Kenapa tidak ada orang yang gagal lalu mengundang orang lalu berbicara “aku sedang gagal, mari makan-makan”. Egois sekali.

Lalu aku mulai memahami bahwa “keberhasilan dan kegagalan adalah paket”.

Tidak ada kata berhasil kalau tidak ada kegagalan, begitu sebaliknya tidak ada kata gagal kalau tidak ada keberhasilan.

Kini aku mulai menerima yang namanya kegagalan. Aku mulai memafaakan diriku bila aku gagal. Akhirnya aku berdamai dan merayakan kegagalan.

Rasanya aku menjadi lega, dada yang sesak ini serasa terbebas, aku menjadi lebih bahagia dan bisa mensyukuri hidup. Aku mulai menyadari bila sebelumnya hidup seperti tidak memiliki arti, kenapa tidak “kita yang memberi arti.

Aku mulai membuka kemungkinan-kemungkinan baru, aku mempersiapkan rencana B, C, D dan bahkan sampai Z bila diperlukan. Karena kita tidak pernah tahu siapa tahu keberhasilan kita berada di tempat lain.

Mari merayakan kegagalan

Baca Juga  Program 40 Hari Belajar Membaca Untuk Anak
A+ A-

Kontak

Email: meenta.edu@gmail.com

Instagram: meenta_net

Live Search