Tunalaras merupakan seseorang yang memiliki hambatan pada perilaku sosial ekstrim yang dapat merugikan baik dirinya maupun orang disekitarnya, sehingga memerlukan layanan khusus untuk mengembangkannya.
Pada artikel ini berisi tentang pengertian lainnya dari tunalaras, gangguan sosial emosi perilaku yang dijelaskan oleh beberapa orang yang ahli dibidangnya.
1. Menurut Kauffman (Sunardi, 1995: 9) anak tunalaras adalah anak yang secara kronis dan mencolok berinteraksi dengan lingkungannya dengan cara yang secara sosial tidak dapat diterima atau secara pribadi tidak menyenangkan tetapi masih dapat diajar untuk bersikap yang secara sosial dapat diterima dan secara pribadi menyenangkan.
2. Cullinan, Epstein, dan Lloyd (Sunardi, 1995: 10) mengemukakan bahwa anak tunalaras adalah anak yang perilakunya menyimpang dari kenormalan menurut standar pendidik dan mengganggu kemampuan berfungsi anak sendiri dan/atau anak lain.
3. Menurut Maryadi (2011:64), yang dimaksud anak berkebutuhan khusus tunalaras adalah seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan emosi dan berkelainan tingkah laku serta kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya.
4. Menurut Nafsiah Ibrahim dan Rohana Aldy (1996:3), anak tunalaras adalah anak yang bertingkahlaku kurang sesuai dengan lingkungan.
5. Menurut Dewi Pandji (2013 : 19), tunalaras adalah seseorang yang memiliki tingkah laku atau perilaku ekstrim yang bermasalah, kronis, dan tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.
6. Menurut Laili S. Cahya (2013:17) , tunalaras merupakan anak yang memiliki perilaku yang menyimpang baik pada taraf sedang, berat, maupun sangat berat. gangguan perilaku ini terjadi pada usia-usia anak dan remaja. Dampak dari gangguan perilakunya dapat merugikan anak itu sendiri maupun lingkungan masyarakatnya, sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus untuk mengembangkan potensinya.
Referensi:
Dewi Pandji. 2013. Sudahkan Kita Ramah Anak Special Needs?. Jakarta: PT Elex Media Komputerindo
Laili S. Cahya. 2013. Adakah ABK di Kelasku, Bagaimana Guru Mengenali ABK di Sekolah Umum. Yogyakarta: Familia.
Maryadi. 2011. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru SLB (PLPG).
Surakarta: UNS.
Nafsiah Ibrahim dan Rohana Aldy. 1996.Etiologi dan Terapi ATL.Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Guru, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Sunardi. 1995. Orthopedagogik ATL. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.