Perkenalkan, nama saya Rachmad Vinda Pratiwi yang biasa dipanggil Vinda dari Departemen Pedidikan Luar Biasa Universitas Negeri Malang, saya adalah mahasiswa semster 6 yang akan melaksanakan program Kampus Merdeka yaitu Asistensi Mengajar. Melalui tulisan ini akan saya tuangkan sepenggal cerita pengalaman apa yang saya alami ketika melaksanakan program Asistensi Mengajar.
Kisah ini berawal dari 6 Februari 2023 yaitu hari pertama melaksanakan Program kampus merdeka yaitu Asistensi Mengajar di SLB Tamima Mumtaz yang ber alamat di desa Pujon Kidul kecamatan Pujon Kidul, Kabupaten Malang. Awalnya sempat sedikit kaget dengan perubahan cuaca yang ada di sini yaitu udara yang sangat dingin lebih dari pada di kota Malang bingung karena biasa hidup dikota yang apa-apa serba gampang dan serba ada. Berbeda dengan disini yang masih didesa untuk ke indomart saja membakan jarak 3 Km dari tempat tinggal yang saya tinggali di desa ini. Namun dibalik itu semua pemandanganya sangat asri dan sejuk.
Asistensi di SLB Tamima Mumtaz ada 5 orang yaitu 3 cewe dan 2 cowo dan saya hanya mengenal dekat 1 orang saja lainya hanya sekedar tau dan tidak mengenal lebih jauh. Disinilah saya mulai mengenal mereka lebih jauh lagi selama 5 bulan ini. Awal masuk pertama ke sekolah untuk mengajar kami diminta untuk memperkenalkan diri ketika di upacara sekolah. Disitulah kami mulai memilih dikelas mana kami akan masuk untuk mengajar. Pertama kali saya memilih untuk mengajar di TK kenapa saya meilih disitu karena saya sangat tertarik dnegan anak kecil.
Di TK saya bersama Bu Eka dan anak-anak yang lucu yaitu ada Yarfa, Afan, Yola, Faqih Dan Arsyila. Dengan berbagai ketunaanya yang ada dan saya bertahan 1 bulan lebih 2 minggu di kelas Tk Karena ada rolling kelas yang telah didiskusikan untuk rolling dan setiap 2 minggu sekali rolling kelas. Setiap kegiatan dan rolling kelas mempunyai cerita yang baru dan seru dengan karakter setiap anak yang berbeda-beda membuat hal yang belum saya dapat dan saya pelajari di bangku kuliah saya mendapatkanya disini. Berusaha memahami karakter setiap anak bukan hal yang mudah dan itulah tantangan yang saya ingin pelajari lebih dalam.
Satu hal yang saya syukuri ketika hidup disini karena semua wraganya yang sangat wellcome dan ramah. Saya juga juga merasakan murahnya harga sayur disini sehingga saya yang vegetarian bisa mudah untuk membeli sayur dengan harga terjangkau. Belum lagi ketika cabai habis dan tepat disamping sekolah di tanami denga cabai saya biasa meminta hanya beberapa saja unuk masak. Saya meminta ketika ora gnya sedang membersihkan kebun cabainya, dan orangnya pun mempersilahkan untuk mengambil secukupnya. Saya sangat senang lumayan untuk mengemat tidak membeli cabai.
Biasanya setelah pulang sekolah saya dan teman saya membeli sayur dipasar meski jaraknya cukup jauh namun dapat membeli harga sayur dengan harga terjangkau. Saya sering memasak sendiri dengan teman-teman saya tapi terkdanag juga males karena sudah merasa capek kegiatan dari sekolah. Tapi kami juga sering beli jajan di mbak ninik kalau tidak disitu kami juga biasa membeli jajan di sekolah lain yang ada bapak-bapak berjualan. Makanan favorit saya yaitu tahu pelet, awalnya saya juga bingung makanan apa itu karena pertama kalinya saya beli makanan itu dan pertama kali juga mendengarnya. Ternyata itu tahu yang disi tepung yang sudah dibumbui dan dikukus setelah dikukus di potong-potong dan digoreng lalu diberi bumbu seperti balado dan lainya.
Hal yang dulu tidak bisa diliat setiap waktu yaitu melihat lampu-lampu dimalam hari. Itu adalah pemandangan yang indah banget yang mungkin susah kita temui di kota-kota misa melihat lampu-lampu dari ketinggian. Kalau di bahasa gaulnya melihat city light tapi ini di desa tidak dikota yang penuh dengan gedung dan udara yang dingin menusuk ngopi sambil menikmati pemandangan lampu itu bisa ditemui setiap malamnya bisa didepan sekolah ataupun di balkon kontrakan yang saya tinggali.
Udara dingin setiap pagi yang menusuk dan air yang dingin seperti es sudah hal yang biasa saya rasakan disini. Saya dan teman-temen sempat sedikit shock atas keadaan disini namun lama-lama juga terbiasa. Senang, sedih, bahagia, cape semua telah saya rasakan setiap momennya, momen yang akan menjadi kenangan untuk masa depan. Kebersamaan bersama siswa-siswa, kegiatan yang ada di sekolah momen yang paling saya rindukan untuk kedepannya.
Sedikit pengalaman kami mau ke air terjun Sumber Pitu yang disitu airnya sumber yang airnya dialirkan dan digunakan secara langsung oleh masyarakat. Saya pikir untuk kesana hanya jalan yang tidak seberapa jauh namun ternyata memerluhkan mendaki dan memerluhkan waktu mungkin 2 jam dan jalan yang bener-bener dipenuhi semak-semak karena sudah jarang ada yang mendaki kesitu. Dan ketika ke air terjunnya ternyata akses jalannya longsor dan udara semakin dingin. Memang perjalan kesitu sangat capek namun terbayar dengan pemandangan yang ada disitu. Pemendanganya yang masih asri banget masih perawan dan juga air yang dingin namun segar sampek menusuk tulang rasanya.
Di sekolah banyak hal yang saya syukuri dan saya dapat ketika saya melihat siswa yang ada disekolah. Saya salut kepada orang tua siswa yang paham pentingnya pendidikan meski mereka anak berkebutuhan khusus meski mereka hidup di desa. Saya bersyukur karena saya masih bisa jumpa mereka dan menggoreskan tinta baru dihidup saya. Menjadikan hidup saya lebih bermakna dan saya bisa mengenal mereka lebih jauh lagi dalam 5 bulan ini. Namun meski 5 bulan ini semoga apa yang sudah terjalin bisa menjadi selamanya dan silatuhrahmi ini tetap bisa terhubung. Sekian ceita pengalaman 5 bulan yang berkesan ini terimakasih buat semua pihak yang telah membantu dan terimakasih sudah membaca pengalaman saya.
Baca Juga: Artikel program asistensi mengajar kampus merdeka
Demikianlah artikel mengenai pengalaman saya mengikuti program kampus merdeka yaitu asistensi mengajar, semoga bermanfaat.
Penulis: Rachmad Vinda Pratiwi