Bahan yang digunakan dalam pembuatan batako antara lain: pasir, semen, dan air, yang kemudian dicetak menggunakan cetakan tertentu. Berdasarkan pendapat Mistra dalam (Krisnanto Try S, 2016: 20), bahan dasar pembuatan batako adalah pasir gunung dicampur dengan semen.

Batako merupakan batu cetak yang tidak dibakar Yusep Arif Kamaludin dan Lucky Marissa dalam (Krisnanto Try S, 2016: 20). Proses keterampilan membuat batako hingga kering dan mengeras memerlukan waktu satu hari, dalam keterampilan ini dibantu dengan mesin pengepres khusus. Adapun proses pembuatannya akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
- Persiapan alat
Peralatan yang digunakan antara lain: serok pasir, ember besar, gerobak dorong ukuran kecil, mesin pengepres.
- Persiapan bahan
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat antara lain: semen, pasir, air
- Proses mencampur bahan
Proses pencampuran bahan menjadi satu dilakukan dengan takaran 1 ember semen berbanding 12 ember pasir. Seluruh bahan dicampur menjadi satu, sambil mengecek ketepatan campuran bahan hingga diperoleh adonan yang tepat.
- Proses mengepres adonan
Proses pengepresan dilakukan dengan bantuan mesin khusus yang dimiliki SLB N 1 Sleman. Mesin tersebut bekerja dengan memanfaatkan listrik dan tenaga manusia. Adapun cara kerja mesin yaitu dengan menekan adonan pada cetakan, sehingga dihasilkan batako seperti pada umumnya yang ada di indonesia.
- Mengeluarkan hasil cetakan
Proses selanjutnya adalah mengeluarkan batako dari cetakan yang sudah dipres, kemudian didiamkan satu hari agar mengeras.
Langkah Penerapan Membuat Batako Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Berikut adalah langkah-langkah penerapan keterampilan membuat batako bagi anak berkebutuhan khusus menurut Krisnanto Try S (2016: 35) antara lain:
Kegiatan awal atau persiapan
1) Pengkondisian siswa untuk belajar.
2) Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan berdoa bersama untuk membuka kegiatan.
3) Siswa diberi penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4) Siswa diberi penjelasan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu membuat batako.
5) Guru memberikan motivasi dan nasehat kepada siswa agar aktif dalam pembelajaran keterampilan membuat batako.
6) Guru meminta siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat batako.
7) Siswa memperhatikan alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat batako.
8) Guru menunjuk nama alat atau bahan kemudian siswa mengambil benda yang dimaksud.
9) Guru melakukan pengulangan yang diperlukan agar siswa semakin mengingat berbagai alat dan bahan.
Kegiatan inti
1) Guru meminta siswa mengambil ember dan gerobak kecil, kemudian menyiapkan alat tersebut di dekat bak pasir.
2) Siswa diberi kesempatan mengambil pasir sebanyak 12 ember kemudian dimasukkan ke dalam gerobak kecil, ketika siswa mengambil pasir guru dan siswa menghitung bersama dari 1 hingga 12.
3) Guru memberi contoh memintahkan pasir di tempat yang telah ditentukan, kemudian siswa mengikuti contoh guru untuk memindahkan pasir tersebut ke tempat yang telah dipersiapkan.
4) Guru meminta siswa mengambil ember dan serok.
5) Siswa diminta untuk menuangkan semen 1 ember di atas pasir.
6) Guru memberi contoh mencampur pasir dan semen. Kemudian siswa diberi kesempatan melanjutkan kegiatan mencampur pasir dan semen hingga merata.
7) Guru meminta siswa mengambil sekop, kemudian guru memberi contoh cara membuat gundukan.
8) Siswa diberi kesempatan untuk membentuk gundukan bahan tersebut seperti sebuah gunung. Kemudian guru memberi contoh membuat cekungan pada gundukan bahan.
9) Siswa mengisi cekungan bahan dengan air, kemudian diaduk menggunakan sekop.
10) Sambil bahan diaduk, siswa diberi kesempatan mengecek ketepatan campuran bahan hingga bahan menjadi ulet dibantu dengan guru hingga tercipta ketepatan campuran yang diinginkan.
11) Guru meminta siswa mengambil sekop, kemudian siswa memulai pencetakan yakni dengan memindahkan bahan ke mesin pencetak.
12) Siswa menyalakan mesin kemudian tunggu beberapa saat hingga batako tercetak dengan baik.
13) Siswa mengeluarkan batako dari mesin pencetak kemudian didiamkan beberapa hari di tempat yang telah dipersiapkan.
Kegiatan penutup
1) Guru meminta siswa untuk membereskan alat yang telah digunakan ke ruang penyimpanan alat.
2) Guru meminta siswa untuk membersihkan tempat yang telah digunakan untuk membuat batako dengan menggunakan semprotan dan sapu lidi.
3) Guru menjelaskan kendala-kendala yang nampak dihadapi oleh siswa, kemudian membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari.
4) Guru memberikan nasihat agar siswa selalu memperhatikan dan jangan malas ketika pelaksanaan keterampilan membuat batako.
5) Siswa dan guru berdoa bersama untuk mengakhiri kegiatan
Tulisan ini dikutip dari Skripsi karya Krisnanto Try S dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membuat Batako Melalui Metode Drill Bagi Tunagrahita Kategori Sedang Kelas VIII SMPLB C1 Di SLB N 1 Sleman”.(2016)
Seorang minimalis, menyukai olahraga, dan menulis.