Daftar isi: [Hide]
- 1Pengertian Psikologi Perkembangan
- 2Teori Perkembangan
- 3Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
- 3.11. Keturunan
- 3.22. Lingkungan perkembangan
- 3.2.1a. Lingkungan keluarga
- 3.2.2b. Lingkungan sekolah
- 3.2.3c. Teman sebaya
- 4Aspek Perkembangan
- 5Karakteristik Tiap Fase Perkembangan
- 5.3Periode Bayi (usia 3 bulan – 3 tahun)
- 5.3.11. Fisik
- 5.3.22. Intelegensi
- 5.3.33. Emosi
- 5.3.44. Bahasa
- 5.3.55. Sosial
- 5.3.66. Kepribadian
- 5.3.77. Moral
- 5.3.88. Kesadaran Beragama
- 5.4Periode Anak Pra Sekolah (Taman Kanak-Kanak usia 3 – 5 tahun)
- 5.4.91. Fisik
- 5.4.102. Intelegensi
- 5.4.113. Emosi
- 5.4.124. Bahasa
- 5.4.135. Sosial
- 5.4.146. Kepribadian
- 5.4.157. Moral
- 5.4.168. Kesadaran Beragama
- 5.5Periode Anak Sekolah Dasar SD (usia 6 – 11 tahun)
- 5.5.171. Fisik
- 5.5.182. Intelegensi
- 5.5.193. Bahasa
- 5.5.204. Emosi
- 5.5.215. Sosial
- 5.5.226. Kepribadian
- 5.5.237. Moral
- 5.5.248. Kesadaran Beragama
- 5.6Periode Remaja (usia 12 – 24 tahun)
- 5.6.251. Fisik
- 5.6.262. Intelegensi
- 5.73. Emosi
- 5.7.274. Bahasa
- 5.7.285. Sosial
- 5.7.296. Kepribadian
- 5.7.307. Moral
- 5.7.318. Kesadaran Beragama.
- 5.3Periode Bayi (usia 3 bulan – 3 tahun)
Psikologi perkembangan merupakan ilmu penting yang perlu dipelajari tidak hanya oleh calon psikolog, namun juga orang tua yang memiliki anak. Hal tersebut penting supaya orang tua mengetahui tahapan-tahapan perkembangan anak, sehingga menjadi dasar bagaimana mendidik anak pada setiap fase perkembanagan.
Pada artikel ini akan diulas mengenai psikologi perkembangan pada setiap fase mulai dari bayi, anak, hingga remaja yang diulas secara singkat namun padat. Semoga bisa menambah referensi bagi anda para pembaca.
Pengertian Psikologi Perkembangan
Berdasarkan pendapat J.P. Chaplin (Syamsu Yusuf, 2007: 3), Psikologi perkembangan merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi yang membahas proses perkembangan dari seseorang sebelum lahir hingga lahir beserta kematangan perilakunya.
Pengertian lain menurut Ross Vasta dkk (Syamsu Yusuf, 2007: 3), menerangkan bahwa psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang mengulas perubahan tingkah laku serta kemampuan selama perkembangan seseorang dimulai dari masa konsepsi hingga meninggal.
Teori Perkembangan
Ada berbagai teori tahapan perkembangan yang diuraikan oleh berbagai ahli psikologi. Beberapa diantaranya sebagai berikut.
Tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget (Syamsu Yusuf, 2007: 6).
Periode | Usia | Deskripsi |
Sensomotor | 0-2 tahun | Anak memperoleh pengetahuan dengan interaksi fisik seperti menggenggam maupun menghisap |
Praoperasional | 2-6 tahun | Anak sudah mulai memakai simbol untuk menggambarkan lingkungan secara kognitif. Simbol-simbol tersebut seperti kata-kata ataupun bilangan. |
Operasional Kongkret | 6-11 tahun | Di masa ini seseorang sudah bisa mulai membentuk operasi mental atasa pengetahuan yang dimiliki. Seseorang dapat menambah, mengurangi, dan mengubah. Operasi ini memungkinkan seseorang dapat memecahkan masalah secara logis. |
Operasional Formal | 11 tahun hingga dewasa | Pada masa ini seseorang bisa melakukan operasi mental tingkat tinggi. Disini seseorang sudah bisa berfikir abstrak serta memecahkan masalah melalui pengujian. |
Arah tahapan perkembangan anak menurut Yelon dan Weinsten (Syamsu Yusuf, 2007: 18).
Tahapan perkembangan | Jenis Perkembangan |
Umur 4-16 minggu | Bayi dapat menguasai 12 macam otot ocula motornya. |
Umur 16-28 minggu | Bayi dapat menguasi otot-otot yang menyanggah kepalanya serta menggerakkan tangan. Ia mulai bisa meraih benda-benda. |
Umur 28-40 minggu | Bayi sudah menguasai badan dan tangannya. Ia mulai bisa duduk, menangkap, dan memainkan benda-benda. |
Tahun kedua | Anak sudah pandai berjalan, berlari, menggunakan kata-kata, dan mengenal identitasnya seperti nama. |
Tahun ketiga | Anak dapat berbicara dalam kalimat dan menggunakan kata-kata untuk alat berfikir. |
Tahun keempat | Anak mulai banyak bertanya dan berdiri sendiri. |
Tahun kelima | Anak sudah matang dalam hal motorik, mampu bercerita, dan suka berkawan. |
Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan seseorang, diantaranya yakni:
1. Keturunan
Keturunan atau hereditas merupakan karakteristik seseorang yang diturunkan dari orang tua melalui gen mulai dari karakteristik fisik seperti rambut, warna kulit, dll maupun psikis. Keturunan merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan seseorang.
2. Lingkungan perkembangan
Menurut pendapat Syamsu Yusuf (2007: 35), Lingkungan perkembangan adalah keseluruhan aspek baik peristiwa, kondisi, maupun situasi bisa berupa fisik ataupun sosial yang berdampak pada perkembangan seseorang. Dalam lingkungan perkembangan disini terbagi menjadi lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, dan masyarakat.
a. Lingkungan keluarga
Lingkungan selanjutnya yang mempengaruhi perkembangan yakni lingkungan keluarga. Keluarga sangat berperan dalam membentuk seseorang, karena lingkungan pertama seseorang berada setelah lahir. Gaya mendidik dan cara mendidik yang diterapkan oleh orang tua kepada anak tentunya berpengaruh bagaimana anak tumbuh dan memperlakukan orang lain.
Berikut ini adalah detail gaya parenting orang tua dan dampaknya terhadap anak yang didasarkan pada suatu penelitian. Diana Baumrind (Syamsu Yusuf, 2007: 35)
Gaya parenting | Sikap atau perilaku orang tua | Perilaku anak |
Authoritarian | 1. Sikap “acceptance” rendah, namun kontrolnya tinggi. 2. Suka menghukum secara fisik 3. Bersikap mengkomando (mengharuskan tanpa kompromi) 4. Bersikap kaku 5. Cenderung emosional dan bersikap menolak. | 1. Mudah tersinggung 2. Penakut 3. Pemurung, tidak bahagia 4. Mudah terpengaruh 5. Mudah stres 6. Tidak mempunyai arah masa depan yang jelas 7. Tidak bersahabat |
Permissive | 1. Sikap “acceptance” tinggi, namun kontrolnya rendah. 2. Memberi kebebasan kepada anak untuk menyatakan keinginannya | 1. Bersikap impulsif dan agresif 2. Suka memberontak 3. Kurang memiliki rasa percaya diri 4. Suka mendominasi 5. Tidak jelas arah hidupnya 6. Prestasinya rendah |
Authoritative | 1. Sikap “acceptance” dan kontrolnya tinggi. 2. Bersikap responsif terhadap kebutuhan anak. 3. Mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan. 4. Memberikan penjelasan mengenai dampak perbuatan yang baik dan buruk. | 1. Bersikap bersahabat 2. Memiliki rasa percaya diri 3. Mampu mengendalikan diri 4. Bersikap sopan 5. Malu bekerja sama 6. Memiliki rasa ingin tahu tinggi 7. Mempunyai arah hidup yang jelas 8. Berorientasi terhadap prestasi |
b. Lingkungan sekolah
Menurut Hurlock (Syamsu Yusuf, 2007: 54), sekolah mempunyai peranan penting dalam mengembangkan anak. Sekolah menjadi penentu dalam membentuk kepribadian dan perilaku anak karena anak banyak menghabiskan waktu disekolah selain di lingkungan keluarga.
Disini hubungan antara guru dan siswa sangat penting dalam membentuk perkembangan anak yakni apakah hubungan tersebut hangat, humoris, kaku, atau dingin akan berpengaruh pada anak.
Oleh karena itu penting untuk menciptakan suasana sekolah yang hangat, kondusif, suportif, dan memfasilitasi siswa untuk menuntaskan tugas perkembangan.
c. Teman sebaya
Teman sebaya tidak kalah penting dalam membentuk perkembangan kepribadian seseorang. Pengaruh teman sebaya utamanya pada masa remaja sangat berkaitan dengan iklim keluarga itu sendiri.
Seorang remaja yang memiliki hubungan yang baik dengan orang tua bisa menjadi benteng yang menangkal pengaruh negatif teman sebaya.
Aspek Perkembangan
Menurut Syamsu Yusuf (2007: 101), ada berbagai aspek dalam perkembangan kepribadian seseorang yakni antara lain: Fisik, Intelegensi (kecerdasan), Emosi, Bahasa, Sosial, Kepribadian, Moral, serta Kesadaran Beragama.
Karakteristik Tiap Fase Perkembangan
Periode Bayi (usia 3 bulan – 3 tahun)
1. Fisik
Pertumbuhan bayi secara fisik sangat cepat, pertumbuhan otak sejalan dengan bertambah besarnya ukuran tengkorak kepala. Selain itu organ penginderaan pada bayi juga berkembang cepat.
2. Intelegensi
Secara kognitif, menurut piaget usia bayi berada di masa sensomotorik. Dimana seorang bayi mengenal lingkungan sekitar dengan penginderaan (penglihatan, pendengaran) dan motorik reflek seperti meremas maupun mengenyot.
3. Emosi
a. Usia 0-8 minggu
Pada masa ini bayi dikuasai emosi, dimana anak akan menangis apabila tidak nyaman dan senyum atau tidur pulas bila merasa nyaman.
b. Usia 0 Minggu -1 Tahun
Kondisi perasaan anak sudah mulai berkembang. Anak bisa senang apabila melihat mainan yang digantung dan bisa menangis apabila bertemu atau digendong oleh orang asing yang belum ditemui anak.
4. Bahasa
Menangis merupakan isyarat sebagai pengganti bahasa yang digunakan anak untuk menginginkan atau tidak suka terhadap sesuatu.
5. Sosial
Pada masa ini perkembangan sosial dihabiskan dengan bermain pada permainan yang spontan, bebas, dan tidak ada aturan, serta sifatnya bermain sendiri dibandingkan dengan orang lain.
6. Kepribadian
Anak pada masa ini sangat egosentris atau mementaingkan diri sendiri.
7. Moral
Pada masa bayi, seseorang belum mengenal moral. Mereka tidak mengetahui apa yang baik dan yang tidak baik, mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
8. Kesadaran Beragama
Pada masa ini penting bagi orang tua untuk menanamkan tentang Ketuhanan dimulai dari perlakuan pada anak dengan penuh kasih sayang dan mengenalkan nilai-nilai agama melalui contoh perilaku sehari-hari.
Periode Anak Pra Sekolah (Taman Kanak-Kanak usia 3 – 5 tahun)
1. Fisik
Pada periode ini proposi tubuh berubah secara drastis. Anak mulai mengeksplorasi berbagai hal tanpa bantuan orang tua. Kemudian kemampuan motorik anak baik motorik kasar maupun halus berkembang dengan cepat.
Kemampuan motorik anak pra sekolah Syamsu Yusuf (2007: 164)
Umur | Kemampuan Motorik Kasar | Kemampuan Motorik Halus |
3-4 Tahun | 1. Naik turun tangga 2. Melompat dengan kedua kaki 3. Melempar bola | 1. Menggunakan krayon 2. Menggunakan alat atau benda 3. Meniru bentuk atau gerakan orang lain |
4-6 Tahun | 1. Melompat 2. Mengendari sepeda anak 3. Menangkap bola 4. Bermain olahraga | 1. Menggunakan pensil 2. Menggambar 3. Memotong dengan gunting 4. Menulis huruf cetak |
2. Intelegensi
Menurut Piaget pada masa anak pra sekolah kemampuan kognitifnya berada pada tahap pra operasional. Anak belum dapat melakukan operasi mental secara logis. Operasi disini maksudnya adalah kegiatan yang diselesaikan secara mental dan bukan secara fisik.
3. Emosi
Anak sudah mulai memahami bahwa semua hal yang diinginkan anak tidak semua bisa terpenuhi. Pada tahap ini anak juga sudah mulai mengenal harga diri dan pengakuan dari orang lain.
4. Bahasa
Pada tahap ini anak sudah bisa menyusun kalimat dengan baik, anak menanyakan nama tempat, hingga menanyakan waktu seperti kapan, mengapa, kemana, serta bagaimana.
5. Sosial
Pada aspek sosial anak sudah mulai mengerti aturan di rumah, anak mulai tunduk pada aturan, hingga anak bisa bermain dengan anak lain.
6. Kepribadian
Pada masa ini muncul kesadaran untuk memenuhi tanggung jawab dan tuntutan. Sehingga penting bagi orang tua pada masa ini untuk memberikan kasih sayang, tidak keras serta penuh kebijaksanaan supaya nantinya anak tidak bandel.
7. Moral
Pada masa ini anak sudah belajar melihat orang lain berinteraksi. Anak sudah mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dilakukan dan mana yang jangan atau tidak dilakukan karena berdampak buruk.
Pada tahap ini orang tua penting untuk membiasakan hal-hal yang baik atau positif seperti mencuci tangan sebelum makan, menggosok gigi sebelum tidur, dan kegiatan keseharian lainnya.
8. Kesadaran Beragama
Perkembangan anak mengenai agama terus bertambah seiring ucapan orang tua, kebiasaan melihat orang tua menjalankan atau mengamalkan agama, dan meniru ucapan dan perbuatan orang tua.
Periode Anak Sekolah Dasar SD (usia 6 – 11 tahun)
1. Fisik
Fisik anak terus tumbuh pada periode ini, bentuk tubuh anak semakin proporsional. Anak telah terampil menggunakan anggota gerak atau motorik baik halus maupun kasar.
2. Intelegensi
Pada fase ini perkembangan kognitif anak mencapai operasional konkret yakni anak dapat melakukan pemikiran logis terhadap suatu objek berbentuk fisik.
3. Bahasa
Dalam aspek emosi, anak sudah mulai bisa mengendalikan emosinya, tetapi seringkali terjadi pergantian emosi dengan cepat misalnya ketika terjadi masalah atau bertengkar dengan temannya.
4. Emosi
Anak pada masa sekolah dasar sudah dapat menyusun kalimat dengan sempurna. Mereka mampu mengutarakan pendapat dan keinginan dengan bahasa yang juga baik.
5. Sosial
Secara sosial, anak seusia sekolah dasar menghabiskan banyak waktu bersosialisasi dengan teman-temannya dibandingkan dengan keluarga. Mereka banyak melakukan permainan-permainan bersama dengan teman sebayanya.
6. Kepribadian
Pada aspek kepribadian, anak sudah belajar banyak hal bagaimana berhubungan dengan orang lain hingga melakukan inisiatif pada sesuatu hal.
7. Moral
Anak telah memahami apa-apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan karena berbahaya. Kemudian pada usia ini anak juga telah mengetahui mengenai hal-hal yang etis dan tidak etis, termasuk hal memalukan yang tidak patut dilakukan.
8. Kesadaran Beragama
Anak sudah bisa menjalankan ritual agama yang dianut sehari-hari secara mandiri walaupun tidak diawasi orang tua. Memahami hubungan antara dirinya dengan Tuhan.
Periode Remaja (usia 12 – 24 tahun)
1. Fisik
Di fase remaja perkembangan fisik kembali terjadi sangat cepat dan pesat. Organ-organ seksnya mulai matang. Kemudian terjadi perubahan secara fisik seperti diantaranya:
Wanita | Pria |
1. Tumbuh bulu di ketiak dan area kemaluan 2. Bertambah besar buah dada 3. Bertambah besarnya pinggul | 1. Tumbuh bulu di ketiak dan area kemaluan 2. Suara membesar 3. Tumbuh kumis 4. Munculnya jakun |
2. Intelegensi
Secara kognitif menurut piaget pada anak remaja masuk pada tahapan operasional formal, maksudnya adalah anak sudah mulai bisa berfikir abstrak, logis, serta membuat suatu hipotesis. Kemudian anak juga sudah memikirkan tentang moral, etika, hingga politik.
3. Emosi
Remaja adalah masa pencarian jati diri. Pada masa ini seringkali emosi seorang remaja meledak-ledak. Remaja rentan untuk marah, galau, sedih karena suatu hal. Selain itu masa remaja juga merupakan masa dimana seseorang haus akan pengakuan orang lain.
4. Bahasa
Dari segi bahasa, seorang remaja sudah terampil dalam berbahasa. Mereka juga sudah bisa untuk menggunakan bahasa-bahasa kiasan hingga sindiran untuk menyatakan sesuatu atau berpendapat.
5. Sosial
Secara sosial, seorang remaja sering “nongkrong” bersama teman-teman membahas berbagai hal. Mereka juga berada di masa tertarik lawan jenis hingga pacaran. Di masa ini peran orang tua sangat penting untuk memberikan pengertian serta kasih sayang terhadap anak. Bekal nasihat juga sangat penting diberikan supaya anak terhindar dari pengaruh maupun perilaku buruk.
6. Kepribadian
Kepribadian seorang remaja dipengaruhi oleh penerimaan diri, bagaimana ia melihat dirinya sendiri. Seorang remaja yang melihat dirinya positif cenderung percaya diri, senang bertemu orang baru, dan tidak takut penilain orang. Sedangkan orang yang berfikir negatif cenderung rendah diri, menghindar, sulit memaafkan, dll.
7. Moral
Di masa remaja, seseorang memiliki rasa inggin tahu yang tinggi terhadap banyak hal. Kehadiran dan kasih sayang orang tua pada anak supaya mencegah pada perilaku yang tidak bermoral seperti tawuran hingga seks bebas.
8. Kesadaran Beragama.
Pada tahap ini seorang remaja sudah secara mandiri menjalankan agama yang dianut. Mereka sudah memahami kewajiban untuk beribadah dan menjalankan agamanya dari hati nurani. Namun kegalaun yang sebabkan masalah yang dialami remaja juga bisa menjadikan seseorang mempertanyakan tentang Tuhan.
Demikianlah psikologi perkembangan anak dari mulai dari bayi, anak TK, anak SD, hingga remaja. Semoga bisa menjadi tambahan referensi anda. Apabila artikel ini bermanfaat jangan ragu untuk membagikan pada orang lain, terima kasih.
Daftar Pustaka:
Syamsu Yusuf LN. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya