Sekolah merupakan sebuah wadah untuk mengembangkan kemampuan dan potensi peserta didik agar nantinya dapat mencapai kemandirian. Sekolah sendiri merupakan tempat pendidikan anak setelah keluarga.

Sejak beberapa tahun lalu konsep pendidikan inklusif sedang mengemuka di indonesia. Pendidikan inklusif sendiri menurut Sari Rudiyati (__: 4), merupakan suatu pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar dengan anak sebayanya di sekolah umum yang dekat dengan tempat tinggal siswa. Sehingga pada sekolah inklusif tidak boleh menolak siswa tertentu termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) yang dimungkinkan untuk sekolah di sekolah inklusif.
Hingga saat ini telah banyak bermunculan sekolah-sekolah umum yang menyebut dirinya inklusif. Hal tersebut merupakan tuntutan jaman yang semakin berkembang dan tentunya hal tersebut baik. Namun untuk menjadi sekolah yang menerima siswa berkebutuhan khusus tentu perlu adanya usaha yang perlu dilakukan agar sekolah tersebut menjadi sekolah ramah bagi seluruh siswa termasuk disabilitas atau anak berkebutuhan khusus, diantaranya dalam 4 kriteria berikut:
- Tersedianya guru pembimbing khusus (GPK)

Kehadiran guru pembimbing khusus atau biasa disingkat GPK di sekolah inklusif sangat penting. GPK merupakan guru yang memiliki latar belakang pendidikan luar biasa yang memiliki kemampuan dalam mendidik anak berkebutuhan khusus.
Selain mendampingi siswa berkebutuhan khusus ketika pembelajaran di kelas, guru pendamping khusus juga membuat program, layanan khusus, atau berupa terapi yang diberikan bada peserta didik berkebutuhan khusus agar dapat berkembang dengan baik.
- Kurikulum yang disesuaikan dengan anak berkebutuhan khusus

Anak berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah inklusif harus mendapatkan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga modifikasi kurikulum yang dilakukan oleh guru perlu dilakukan agar target capaian siswa dapat dicapai dengan maksimal.
- Iklim sekolah yang ramah dan menghargai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Iklim sekolah yang dimaksud disini adalah suasana sekolah, sekolah yang ramah terhadap disabilitas tentu memiliki budaya saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Jangan sampai ketika ada anak berkebutuhan khusus masuk di sekolah tersebut malah merasa tidak nyaman misalkan karena ejekan ataupun perilaku yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh teman-temannya.
Sehingga kehadiran guru sangat penting untuk menanamkan karakter siswa agar memiliki perilaku menghargai sesama. Selain itu juga penting untuk memberikan pengertian kepada siswa siapa itu anak berkebutuhan khusus.
- Fasilitas fisik sekolah yang aksesibel

Fasilitas fisik sekolah yang aksesibel maksudnya adalah siswa berkebutuhan khusus dapat mengakses lingkungan sekolah termasuk kelas dengan mudah. Sekolah yang mudah diakses anak berkebutuhan khusus biasanya tersedia: Guiding blok , toilet geser , tanjakan kursi roda, pegangan besi, dll.
Demikian mengenai artikel mengenai sekolah inklusif yang ramah terhadap disabilitas atau anak berkebutuhan khusus, semoga bermanfaat. Terima Kasih.
Referensi:
Materi Kuliah Pendidikan Inklusif Dr. Sari Rudiyati.
Seorang minimalis, menyukai olahraga, dan menulis.