Beranda Pendidikan Si Ambisius Yang Sangat Aku Rindukan

Si ambisius, itulah diriku dahulu. Sisi lain yang sangat kurindukan dewasa ini. Dimana sekarang ini sudah tidak muncul sisi tersebut hingga aku menjadi lupa bahwa aku pernah memiliki sisi itu.

Dahulu energiku penuh, menggebu-gebu dalam mengusahakan sesuatu, berusaha meraih berbagai target yang aku rancang dan impikan.

si ambisius menggebu-gebu

Otakku penuh dengan pikiran ini, itu, harus bisa, yakin bisa, pasti bisa, ayo berjuang, semangat, pantang menyerah, sedikit lagi, dan ada banyak lagi kata-kata berjuang lainnya yang berteriak di kepala.

Terpentok

Hingga akhirnya…..lelah, kesal, kecewa, hal-hal yang menjadi target dan impian tak kunjung bisa diraih dan dicapai. Jalan terasa berliku, semua terasa berat, aku berjalan terseok-seok. Otakku terus berfikir, sulit tidur jadi hal biasa. Resah dan gelisah terus membayangi.

lelah

Parade kesuksesan terus muncul dalam sosial mediaku. Banyak teman seperti nampak mudah meraih cita-cita, pekerjaan, kedudukan, maupun gaji yang masuk akal. Jalan mereka mulus. Mereka beruntung berada di momen yang tepat. Tidak harus berjuang keras, mereka diterima.

Hal itu nampak sangat berbeda denganku. Selalu gagal, terpentok dengan kebijakan yang berubah-ubah, jangankan lolos diterima pada pekerjaan yang diinginkan. Berkesempatan mengikuti seleksi saja tidak bisa, menyedihkan….memang iya

Si Ambisius mulai memudar dan hilang

Nyatanya si ambisius sudah lama hilang. Kutipan para filusuf stoik membantuku mengikisnya. Kini otakku berisi pikiran seperti yaudah sih, gak papa, its ok, biarin, ya terkesan seperti orang yang menyerah ya. Tetapi tenang, tidak menyerah kok.

si ambisius hilang

Memang akhirnya di dunia ini gak semua hal bisa kita dapatkan, lalu juga memang ada yang tidak bisa kontrol, yang bisa kita kontrol hanya sikap dan pikiran kita.

Baca Juga: Merayakan kegagalan

Kalau kita mengupayakan sesuatu dengan maksimal tapi gagal, yaudah. Terima saja sih kalau kita gagal. Beruntung juga masih bisa merelakan, karena kalau aku tidak terima dan tetap berada dalam sisiku yang dulu mungkin hari ini aku sudah tidak waras.

kalau gagal yasudah

Rindu

Namun kadang sangat rindu sih, rindu punya banyak energi, memaksakan segala sesuatu, menggebu-gebu, tetapi ya itu hanya rindu.

Mungkin itu memang perjalanan hidupku, si paling ambisius menjadi orang yang tidak ambisius. Ibarat dari orang yang berusaha melawan arus sampai lelah dan akhirnya yaudah lah mengalir aja.

Yang penting sih sambil mencoba membuka kran rejeki di bidang yang lain, siapa tau aku hidupku menjadi lebih baik di bidang lain.

rindu

Kalau aku berkesempatan bertemu sisiku yang dulu, aku ingin menyambutnya dan memeluknya dengan erat. Aku merindukanmu sisiku, si ambisius.

Baca Juga  15 Soal Latihan PPPK Kompetensi Teknis Guru Lengkap Dengan Jawaban
A+ A-

Kontak

Email: meenta.edu@gmail.com

Instagram: meenta_net

Live Search