Daftar isi: [Hide]
Tahapan Belajar Braille menjadi topik artikel ini namun sebelumnya perlu penulis sampaikan kembali siapa itu tunanetra . Tunanetra merupakan seseorang yang mengalami hambatan pada sensori penglihatan sehingga memerlukan layanan dan pendidikan khusus untuk mengembangkan potensinya. Tunanetra terbagi menjadi dua yakni low vision (masih terdapat sisa penglihatan) dan buta total (sama sekali tidak bisa melihat).
Anak tunanetra total penting untuk menguasai huruf braille sejak kecil. Biasanya huruf braille diajarkan oleh guru ketika anak masuk Sekolah Luar Biasa (SLB). Namun orang tua juga bisa melatihkan pada anak dengan terlebih dahulu belajar tentang dasar huruf braille yang banyak ditemukan di internet.
Lalu apa itu huruf braille dan bagaimana tahapan mengajarkannya? Berikut ini ulasanya.
Mengenal apa itu huruf braille
Huruf braille merupakan huruf yang biasa digunakan oleh tunanetra untuk memperoleh informasi. Huruf tersebut berbentuk timbul yang dapat dibaca dengan cara diraba. Huruf braille ditemukan oleh orang berkebangsaan Perancis yang bernama Louis Braille. Awalnya huruf ini diciptakan terinspirasi dari sandi yang dipakai untuk keperluan militer namun telah dimodifikasi dan disempurnakan hingga dipakai hingga saat ini.
Kenapa anak tunanetra perlu menguasai huruf braille
Kondisi anak tunanetra (buta total) yang tidak bisa melihat sehingga mereka tidak bisa melihat huruf awas. Dampaknya adalah anak tunanetra kesulitan dalam memperoleh atau mengakses informasi mengenai hal tertentu. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut diperlukan huruf yang dapat dipahami penyandang tunanetra yakni huruf braille.
Huruf braille mempermudah tunanetra misalnya dalam hal mencatat materi, mencari nomor kamar, mengakses lift, dan berbagai hal lainnya.
Bagaimana tahapan belajar braille pada anak tunanetra
1. Melatih kepekaan indera perabaan
Tahapan belajar braille yang pertama adalah melatih kepekaan perabaan, hal ini penting dilakukan agar nantinya memudahkan dalam membaca braille. Latihan yang dilakukan bisa meraba benda dengan tingkatan kasar hingga paling halus, kemudian meminta anak mengurutkan dari kasar ke paling halus dan sebaliknya, menyamakan, menghubungkan, serta kemampuan mengkonfirmasi objek.
2. Pengenalan titik braille bisa menggunakan pantule
Tahapan yang kedua yakni memperkenalkan titik-titik braille pada anak. Caranya bisa dengan menggunakan papan tulisan braille (pantule). Pertama, anak dilatih memasukan paku sambil memperkenalkan titik-titik (1,2,3,4,5,dan 6). Selanjutnya anak diperkenalkan braille abjad dan angka.
3. Pengenalan alat tulis braille reglet dan styllus
Tahapan belajar braille ketiga adalah memperkenalkan anak untuk menulis dan membaca dengan reglet dan styllus. Caranya adalah mencepit kertas di antara dua plat (reglet), kemudian kertas ditusuk menggunakan styllus (pen). Untuk membaca seperti biasa dari kiri ke kanan, namun untuk menulis kebalikannya dari kanan ke kiri.
4. Praktek membaca dan menulis huruf braille
Bila anak sudah mulai menguasai, langkah yang keempat yakni membiasakan anak praktek membaca dan menulis braille dengan reglet dan styllus (pen). Tulis kata yang sulit hingga kalimat yang kompleks.
5. Mempertajam penguasaan dengan drill (praktek berulang)
Langkah tahapan belajar braille kelima adalah pertajam penguasaan dengan cara praktek yang diulang-ulang (drill), dengan begitu penguasaan anak pada menulis dan membaca braille akan semakin baik.
Demikian tahapan belajar braille baik menulis dan membaca yang bisa dilatihkan pada anak tunanetra. Kesabaran dan kedisiplinan diperlukan untuk melatih anak agar menguasai. Semua cara tersebut tidak instan dan butuh proses. Anda bisa membagkan artikel ini untuk menjangkau lebih banyak pembaca, terima kasih.