Daftar isi: [Hide]
Menciptakan tata kota ramah disabilitas penting diwujudkan dalam desain pembangunan suatu kota. Hal tersebut dilakukan supaya ada kesetaraan hak bagi semua warga masyarakat, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan atau diabaikan.
Penyandang disabilitas atau difabel merupakan seseorang yang mengalami hambatan bisa berupa sensori, motorik, intelektual, maupun perilaku sehingga memerlukan penyesuaian-penyesuaian khusus dalam melakukan aktivitas. Contoh disabilitas diantaranya seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, autis, tunalaras maupun kekhususan lainnya.
Pada saat ini pembangunan terus menerus dilakukan baik di kota maupun pedesaan dengan tujuan untuk kebutuhan ekonomi maupun akses mayarakat yang lebih baik. Namun seringkali pembangunan hanya berfokus pada masyarakat umum tanpa memikirkan penyandang disabilitas yang juga menjadi bagian masyarakat.
Hal tersebut tentu tidak baik karena nantinya bisa terjadi masalah seperti orang dengan kursi roda kesulitan masuk gedung, tunanetra kesulitan mengakses jalan , hingga orang dengan kursi roda kesulitan memenuhi kebutuhan dasar karena kesulitan mengakses toilet.
Tren pembangunan perkotaan harus berubah. Pembangunan hendaknya memikirkan seluruh masyarakat tanpa terkecuali, dengan begitu kenyamanan akan terjadi. Mewujudkan tata kota ramah disabilitas memang tidak mudah. Ada hal-hal yang perlu diupayakan diantaranya tersedianya berbagai fasilitas berikut.
Kota yang ramah bagi disabilitas harus ada fasilitas ini
Toilet khusus di tempat umum
Dalam membangun toilet sebaiknya ada salah satu toilet yang bisa diakses oleh disabilitas seperti orang yang menggunakan kursi roda. Umumnya desain untuk toilet disabilitas memiliki pintu yang lebar dimana kursi roda bisa masuk, serta pintu yang digunakan adalah pintu geser, kemudian di dalam toilet juga ada tempat untuk berpegangan.
Baca Juga: Biaya SLB di Indonesia
Guiding Block di trotoar
Guiding Block merupakan blok-blok khusus yang terletak di sepanjang trotoar jalan, dimana tekstur atau bentunya berbeda dari blok disekitarnya. Blok ini digunakan oleh penyandang tunanetra untuk penunjuk jalan. Dalam membangun guiding block harus berfokus pada fungsi serta keguanaanya dan bukan semata-mata hanya untuk keindahan.
Tanda ruangan tidak hanya tulisan awas tetapi juga huruf braille
Disetiap ruangan kantor-kantor pemerintahan banyak kita jumpai tulisan yang bisa merupakan nama atau nomor suatu ruangan. Tetapi bagi tunanetra yang mengalami hambatan penglihatan akan mengamai kesulitas dalam mengakses ruangan terlebih lagi bila tidak ada orang yang bisa ditanyai. Oleh karena itu penggunaan nama atau nomor ruangan, bahkan tombol lift di kantor-kantor bisa ditambahkan huruf braille yang bisa diraba.
Lift yang bisa diakses kursi roda
Pembangunan gedung-gedung maupun pusat perbelanjaan hendaknya terdapat lift yang bisa diakses kursi roda. Sehingga pembuatan lift harus mempertimbangkan supaya kursi roda bisa masuk. Hal tersebut dilakukan supaya orang dengan kursi roda bisa menjangkau bagian gedung hingga lantai yang paling tinggi sekalipun.
Tanjakan landai untuk mengakses gedung
Kita tentu pernah ketika ingin masuk gedung harus menaiki beberapa anak tangga terlebih dahulu. Hal demikian tidak aksesible bagi semua orang, utamanya orang dengan kursi roda atau orang yang sudah sangat tua. Sehingga supaya mudah diakses bisa ditambangkan sedikit tanjakan landai yang bisa dilalui kursi roda dan juga dibuat besi pembatas untuk berpegangan.
Baca Juga: Beberapa kesalahan dalam mengajar siswa SLB
Fasilitas khusus di trasportasi umum
Fasilitas khusus penyandang disabilitas di transportasi umum sangat penting diantaranya seperti ruang khusus di bus untuk kursi roda. Dengan begitu orang dengan kursi roda bisa kelar masuk transportasi umum dengan mudah.
Itulah tadi fasilitas yang harus ada dalam tata kota ramah disabilitas. Bagaimana menurut anda? Apakah ada yang lain?. Bila ada silahkan tuliskan melalui kolom komentar. Demikian artikel ini, bila bermanfaat bagikan kepada orang lain untuk menjangkau lebih banyak lagi pembaca, terima kasih.