Pada artikel ini berisi mengenai hiperaktivitas yang mencakup pengertian, karakteristik, dan bagaimana upaya penanganan untuk mengurangi perilaku negatif pada anak tersebut.
Pengertian
Hiperaktif merupakan gabungan dari dua kata, yaitu hyper dan activity. Hyper memiliki arti banyak di atas, tinggi. Sedangkan Activity yakni keadaan yang selalu bergerak, mengadakan eksplorasi dan respon terhadap rangsang dari luar (Tin Suharmini, 2005: 7).
Hiperaktivitas (Sunardi,1995:84) adalah sebuah istilah yang digunakan pada anak-anak yang menunjukkan gerak secara berlebihan ,hiperaktifitas merupakan salah satu jenis keluarbiasaan yang sering dirujuk oleh para orang tua di Amerika Serikat,diperkirakan 3 s.d 5 % dari populasi anak usia sekolah termasuk dalam kategori hiperaktif.
Terdapat batasan dimana anak dapat dikatakan sebagai anak hiperaktif. Berdasarkan pendapat Richard I. Walash (dalam Tin Suharmini,2005:8) menyatakan bahwa :
A Hyperactivity child is not simply a very active youngster but one who simply can’t stop moving, talking noise. He may also have sleeping problems and be bad- tempered
Maksudnya anak hiperaktif bukan anak yang sangat aktif tetapi anak yang tidak mau diam berbicara dan bergerak terus dan selalu sibuk namun anak juga mengalami masalah- masalah tidur dan situasi hatinya sangat jelek.
Kauffman,1985 dalam (Sunardi,1995:87) dari berbagai hasil penelitian bahwa dari hasil tes intellegensi anak hiperaktivitas ternyata di bawah rata-rata.dimungkinkan terjadinya hal tersebut karena karakteriditik dari hiperaktifnya yang telah mempengaruhi proses dan prestasi belajaranya.
Karakteristik
Menurut Sunardi,1995:85, anak hiperaktif memiliki karakteristik dan ciri-ciri:
(1) Berkeliaran atau memanjat secara berlebihan,
(2) Sulit untuk duduk diam atau terlalu banyak bergerak,
(3) Sulit untuk disuruh duduk,
(4) Terlalu banyak bergerak ketika tidur,
(5) Selalu bergerak seolah-olah dikendalikan oleh mesin,
(6) Terlalu banyak bicara ,
(7) Gelisah
Penanganan
Mengetahui berbagai karakteristik dari anak hiperaktivitas penting untuk menetukkan langkah yang kemudian akan ditempuh untuk menangani anak hiperaktifitas yang bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkannya. Menurut Kauffman yang dikutip oleh Sunardi (1995:89) dalam buku Orthopedagogik Anak Tunalaras telah dikembangkan beberapa teknik untuk mengatasi perilaku menyimpang ini antara lain:
(1). Modifikasi tingkah laku
Merupakan penerapan psikologi behavioristik untuk mengubah perilaku manusia oleh orang yang bekerja dalam profesi ini (psikolog). Keberhasilan penerpan modifikasi tingkah laku bergantung pada kemampuan menerapakan prinsip-prinsipnya dalam mengatur kejadian dalam lingkungan anak. Misalnya, menentukkan kapan harus member hadiah,kapan harus memberi hukuman.
(2). Diet
Ada penelitian mengenai beberapa makanan merupakan penyebab dari hiperaktivitas pada anak seperti halnya zat pewarna,penyedap rasa pada makanan buatan pabrik . Diet yang dilakukan dengan cara menghindari dari makanan yang menjadi pantangan. Cara ini dinilai mengurangi bukan karena berkurangnya zat makanan penyebab hiperaktifitas melainkan karena cara anak untuk mengendalikan dirinya untuk menghindari makanan pantangan yang disukainya.
(3). Medikasi
Merupakan penggunaan obat untuk pengendalaian perilaku yang memberikan rasa tenang sehingga perilaku hiperaktifitasnya menurun ,namun kelemahannya ketika anak sudah tidak memakai obat tersebut perilaku hiperaktifitas justru meningkat,atau dapat dikatakan bahwa penggunaan obat hanya bergantung pada dosisinya saja.
(4). Lingkungan yang terstruktur
Menekankan pada pengaturan lingkungan belajar anak sehingga tidak menyebabkan munculnya perilaku hiperaktivitas. Misalnya, pengaturan ruang kelas dengan mengurangi (obyek/warna/benda/suara) yang dapat menggangu perhatian anak. Pemberian konsekuensi(hukuman,hadiah) yang sangat konsisten bagi setiap perilaku dan system pembelajaran yang sangat berstruktur,juga dinilai membantu mengurangi perilaku hiperaktivitas.
(5). Modeling
Perilaku yang ditunjukkan anak sering kali akibat dari meniru dari orang lain. Modeling atau menitu diyakini menjadi salah satu cara untung mengurangi perilaku hiperaktivitas. Misalnya ,anak yang normal memberikan contoh bagaimana berperilaku yang baik di depan anka hiperaktifitas dan mendorong agar menjadi modeling.
(6). Perbandingan antara menggunakan obat dengan modifikasi tingkah laku
Baik penggunaan obat maupun modifikasi perilaku keduanya sama-sama efektif namun modifikasi perilaku dinilai lebih efektif karena dapat meningkatkan prestasi belajar.
Dari beberapa teknik untuk mengurangi atau mengendalikan perilaku hiperaktivitas tersebut terlihat inti dari teknik yang sebenarnya yaitu pembiasaan agar anak bersikap secara disiplin serta pembiasaan agar anak-anak berperilaku dengan baik. Hampir pada setiap teknik yang tersebut diatas penanaman kebiasaan baik serta pengendalaian diri terdapat di dalamya.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan perilaku hiperaktivitas dilakukan agar anak dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Selain hal tersebut menurut Kaufman (Sunardi ,1995:93) upaya-upaya pengendalian perilaku hiperaktivitas agar anak dapat mengendalikan sikap ,seperti norma dan perilaku di masyarakat.
Referensi
Sunardi. 1995. Ortopedagogik Anak Tunalaras 1. Jakarta: Depdikbud Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Guru
Tin Suharmini. 2002. Terapi Anak Tunalaras. Yogyakarta: FIP UNY
Tin Suharmini. 2005. Penanganan Anak Hiperaktif. Jakarta: Depdiknas Proyek Pendidikan Tenaga Guru