Cahaya rembulan menari-nari di atas genteng-genteng licin Puri Babadan Asri. Angin malam membawa aroma melati dan rerumputan basah, menciptakan suasana syahdu yang menyelimuti seluruh penghuni puri. Malam ini, 17 Agustus, seluruh jiwa berkumpul dalam satu tujuan yaitu merayakan 79 tahun kemerdekaan Indonesia.
Di halaman tengah puri, panggung sederhana telah didirikan. Lampion-lampion berwarna-warni menggantung cantik, menerangi wajah-wajah sumringah yang menanti. Anak-anak berlarian riang, sementara orang dewasa sebagian duduk di kursi dan ada juga yang duduk bersila di atas tikar. Mata mereka menatap langit malam yang penuh bintang.
Acara dimulai dengan pembacaan puisi karya Mbak Rizky, seorang psikolog muda yang tinggal di puri. Suaranya yang merdu membawakan kisah perjuangan para pahlawan dengan begitu indah. Setiap bait puisi menyentuh hati pendengar, membangkitkan semangat nasionalisme yang berkobar.
“Kitalah sang pembela bangsa”, ucap Mbak Rizky di akhir puisinya. Kalimat itu menggema di hati setiap yang hadir.
Setelah pembacaan puisi, dilanjutkan paduan suara ibu-ibu yang tampil memukau. Suara mereka yang merdu membawakan lagu-lagu nusantara menggema di seluruh penjuru puri. Lagu “Gemu Famire” menjadi penutup yang sempurna, menyatukan seluruh hati dalam satu semangat persatuan.
Bapak Rubi, seorang sesepuh puri, kemudian maju ke depan. Dengan suara parau namun berwibawa, beliau menceritakan kisah perjuangan ayahnya dalam mempertahankan kemerdekaan. Kisah itu membuat para pendengar terdiam, mata mereka berkaca-kaca.
“Kemerdekaan yang kita nikmati saat ini adalah hasil dari pengorbanan para pahlawan,” ucap Bapak Rubi “Sudah kewajiban kita untuk menjaga dan melestarikannya.”
Setelah Bapak Rubi, giliran anak-anak menampilkan tarian daerah dan tarian kelinci. Gerakan mereka yang lincah dan kompak membuat suasana semakin meriah. Tarian itu menggambarkan semangat juang dan kegembiraan rakyat Indonesia.
Malam semakin larut, namun semangat kemerdekaan masih berkobar di hati setiap penghuni puri. Mereka menyadari betapa berharganya kemerdekaan yang telah diraih.
Di penghujung acara, seluruh penghuni puri berkumpul mereka menyanyikan lagu dangdut maupun pop dengan suara mereka yang bersatu menggema di bawah langit malam yang indah.
Malam tirakatan di Puri Babadan Asri menjadi malam yang tak terlupakan. Malam di mana semangat persatuan dan cinta tanah air semakin menguat. Malam di mana mereka semua menyadari bahwa kemerdekaan adalah anugerah terindah yang harus terus diperjuangkan.
Merdeka…. Merdeka…. Merdeka!
Penulis: Ana Yunisawitri