Daftar isi: [Hide]
Penyesalan dalam hidup ini dapat menjadi pengingat bagi anda yang masih muda agar jagan sampai senasib dengan saya yakni menjadi orang gagal.
Sebelum langsung menuju hal-hal yang saya sesali dalam hidup, saya akan memberi gambaran pada anda seberapa gagal saya, supaya tulisan ini menjadi relevan.
Segagal apa saya?
Mungkin anda bertanya: mengapa saya mengklaim gagal?. Memang segagal apa kok bisa bilang seperti itu?. Bisa jadi pertanyaan tersebut muncul dibenak anda.
Nah sebelum saya menjelaskan beberapa penyesalan dalam hidup, saya akan menjelaskan terlebih dulu segagal apa saya. Supaya anda paham mengapa saya mengklaim seperti itu.
Sebagai gambaran saya adalah laki-laki dan pada saat artikel ini dibuat, saya berusia 29 tahun. Memang belum bisa dibilang tua, tapi juga tidak bisa dibilang muda.
Pada umumnya laki-laki di usia itu sudah menemukan tempat kerja yang dirasa tepat dengan gaji yang juga masuk akal yang mana bisa terus mengembangkan diri maupun membahagiakan orang tua.
Selain berada di tempat kerja yang tepat, laki-laki di usia itu umumnya sudah memiliki pasangan hidup dan bahkan sudah memiliki buah hati atau anak.
Kedua hal tersebut adalah aspek penting dalam hidup yakni pekerjaan yang dan juga pasangan yang tepat. Sedangkan saya masih sangat jauh dari kedua titik tersebut.

Apa saja penyesalanku dalam hidup?
1. Tidak menabung sedini mungkin
Hal pertama yang saya sesali adalah tidak menabung sedini mungkin. Hal ini akhirnya saya sesali karena saya telat mendapatkan konsep ini. Seharusnya konsep menabung ini dibiasakan terus sejak dini.
2. Menjadi orang yang tidak enakan
Dulu saya sempat menjadi orang yang tidak enakan. Sehingga perilaku tersebut sempat menyiksa saya. Membuat saya melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak saya inginkan hanya karena tidak enak. Akhirnya saat saya sadar, saya sudah menjadi orang yang sudah dewasa.
3. Salah memilih jurusan kuliah
Salah memilih jurusan kuliah adalah kesalahan terbesar saya yang sangat saya sesali. Saya pada tahun 2016 telah menyelesaikan kuliah di jurusan yang sebenarnya dulu tidak saya ketahui sama sekali. Kalau dipikir-pikir nama jurusan saya ini aneh sekali sampai banyak orang bisa saja tidak tahu.
Ya walaupun memang bisa dibilang profesi jurusan tersebut setelah lulus mulia, tapi ya pada akhirnya semua bidang pekerjaan sama-sama mulia. Dan saya memilih jurusan tersebut karena saran dari saudara yang disampaikan pada orang tua yang mana katanya jurusan tersebut menjanjikan.
Sampai sekarang saya berfikir kenapa dulu orang tua saya tidak terus terang bertanya pada saya misalnya “kami ingin kuliah apa?” seperti itu. Andai aku sudah memiliki pemikiran seperti sekarang pasti aku akan menolaknya. Hingga sekarang saya bekerja di bidang yang gajinya memprihatinkan.
4. Membeli barang yang bukan kebutuhan
Pemahaman untuk membeli barang yang memang kita butuhkan sangatlah penting. Dulu aku banyak menghabiskan uang pada barang yang diinginkan dan bukan yang dibutuhkan. Aku juga menyadari bahwa aku terlalu sering traveling.
5. Tidak segera menikahi orang yang selalu ada saat saya terpuruk
Pada poin ini juga sangat aku sesali. Dulu saat aku dalam masa-masa terpuruk, ada wanita yang sangat menyayangi dan mencintaiku dengan tulus. Dia selalu mendukung semua hal yang kulakukan, memberi seluruh perhatian dan kasih sayangnya kepadaku. Mendengarkan segala cerita dan keluh kesahku dengan antusias.
Tetapi karena egoku, aku tidak segera menikahinya karena aku merasa belum sukses. Padahal dia tidak menuntut apapun. Sampai akhirnya dia lelah menemaniku dan pergi dariku, sampai akhirnya aku menyesal.
Mungkin itu juga yang mengubah pandanganku tentang cinta, sepertinya aku tidak akan mendapatkan cinta dan kasih sayang yang seperti itu lagi.
6. Tidak menjaga badan
Tidak menjaga badan juga merupakan hal yang aku sesali. Walaupun saat ini aku sudah sadar untuk terus berolahraga dan menjaga kesehatan tapi tetap saja sangat sulit untuk memiliki badan seperti dulu lagi.
7. Bertahan di pekerjaan dengan gaji kecil
Bertahan di pekerjaan dengan gaji kecil membuatku merasa hidup ini tidak berkerkembang. Keadaan ini membuat aku hidup dengan tingkat hemat yang sangat hemat. Sebagai gambaran besar gajiku hanya sebesar harga rata-rata sepatu berkualitas produk lokal.
Lalu seperti apa keadaan saya saat ini?
Sekarang ini saya mengalir saja dalam menjalani hidup, rasanya sudah hilang ekspektasi. Saya sudah mulai terlatih untuk tidak mengharapkan hal-hal indah dalam hidup. Namun mungkin itu juga yang membuat saya jauh lebih baik dan tidak overthingking.
Kemudian posisi saya saat ini hanyalah bertahan saja. Terus terang saat ini hidup saya hambar-hambar saja. Ya jalanin saja lah sambil tetap berusaha tapi tidak mengharapkan apa-apa. Kalau akhirnya berbuah manis ya syukur, tapi kalau tidak yang sudahlah.
Dulu sempat setiap hari dihantui penyesalan dan berharap waktu bisa diputar, namun akhirnya memahami bahwa kita hanya bisa menerima dan memaafkan diri kita yang dulu. Nyatanya semakin aku tidak terima malah semakin membuatku menderita.
Baca Juga: Worksheet anak SD
Demikianlah penyesalan dalam hidup, semoga penyesalanku tidak menimpa pada kalian. Untuk itu bagikan artikel ini juga pada orang yang anda sayangi agar mereka tidak menyesal dikemudian hari.
Penulis: Toni (nama samaran)
Seorang minimalis, menyukai olahraga, dan menulis.