Metode drill merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan pada kegiatan latihan yang dilakukan berulang-ulang secara terus menerus untuk menguasai kemampuan atau keterampilan tertentu. Berdasarkan pendapat Roestiyah NK (2001: 125), metode drill adalah teknik yang dapat diartikan sebagai suatu metode mendidik dimana peserta didik melakukan kegiatan latihan agar peserta didik mempunyai keterampilan lebih tinggi dari yang dipelajari.
Berdasarkan pendapat J.J. Hasibuan dan Moedjiono (2000: 6). Metode drill merupakan pemberian latihan secara berulang kepada siswa agar memperoleh suatu keterampilan tertentu. Senada dengan pendapat tersebut berdasarkan pendapat Syaiful Sagala (2006: 61), menguraikan pengertian metode drill yakni suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan kepada siswa untuk memperoleh keterampilan, ketangkasan, kesempatan, dan kecepatan. Keterampilan tersebut dapat dikuasai dengan adanya kebiasaan-kebiasaan yang sudah terbangun pada siswa.
Berdasarkan pendapat Suyanto & Asep Jihad (2013: 131), menjelaskan keterampilan-keterampilan apa saja yang dapat dikembangkan melalui metode drill, diantaranya: keterampilan motorik melalui penggunaan alat-alat musik, olahraga, kesenian, dan melatih kecakapan mental. Melalui pengulangan yang diberikan, siswa akan semakin menguasai keterampilan yang dipelajari. Hampir sama dengan pendapat di atas, berdasarkan pendapat Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zein (2002: 87), menjelaskan bahwa metode drill sangat cocok untuk mengembangkan keterampilan siswa baik fisik maupun mental. Melalui latihan yang diulang suatu keterampilan dapat dikuasai setahap demi setahap hingga keterampilan dapat dikuasai secara menyeluruh.
Berdasarkan berbagai pendapat berbagai ahli di atas, maka dapat ditegaskan bahwa metode drill merupakan salah satu metode yang dilakukan atau diterapkan dengan memberi latihan-latihan kepada peserta didik dengan berulang-ulang hingga keterampilan tertentu dapat dikuasai. Metode ini menekankan kepada kebiasaan yang diperoleh melalui latihan- latihan yang dilakukan sehingga penguasaan keterampilan tersebut semakin berkembang dan akhirnya dapat dikuasai dengan baik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Berbagai hal perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode drill agar suatu pembelajaran dapat berjalan dengan baik, serta mencapai keberhasilan yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat J.J. Hasibuan dan Moedjiono (2000: 16), hal-hal tersebut antara lain:
Tujuan kompetensi yang akan dilatihkan atau dikerjakan jelas.
- Pembelajaran keterampilan membuat batako diharapkan siswa akan mengetahui proses pembuatan batako dari awal hingga akhir. Tahapan proses tersebut dilaksanakan melalui analisis tugas yang telah dipecah-pecah.
- Durasi latihan dan perlu diperhatikan dalam penggunaan metode drill karena erat kaitannya dengan tingkat fokus atau perhatian siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Maka perlu adanya dorongan dan trik agar siswa menikmati pembelajaran.
- Menjauhkan peserta didik dari perasaan bosan merupakan salah satu cara untuk membuat siswa menikmati pembelajara maka perlu adanya suatu selingan agar siswa tidak merasa bosan, mengingat metode drill dilaksanakan secara berulang-ulang.
- Perhatian tentang kesalahan-kesalahan siswa dilakukan oleh seorang guru untuk melihat masalah yang dihadapi oleh siswa sehingga dapat diperbaiki. Dalam metode drill terdapat diagnosis kesalahan, sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pelaksanaan metode ini sangat dianjurkan agar siswa mengetahui penyebab kesalahan yang terjadi dan selanjutnya dapat diperbaiki menjadi baik. Misalnya adalah ketika pembuatan batako terdapat masalah yaitu adonan terlalu cair. masalah tersebut terjadi karena pemberian air terlalu banyak. Maka guru harus memberikan pengertian kepada siswa bahwa air pada adonan batako terlalu banyak. Selanjutnya diberikan pengertian tentang takaran yang benar. Ketika pembelajaran keterampilan selanjutnya, siswa dapat membuat adonan dengan baik melalui kesalahan yang sudah terjadi. Istilah lainnya adalah siswa dapat belajar dari kesalahan yang terjadi.
Prinsip dan Petunjuk Penggunaan
Prinsip dan petunjuk dalam menerapkan perlu diketahui oleh pendidik agar dapat menerapkan metode tersebut dengan benar, sehingga akan nampak peningkatan yang diharapkan. Berdasarkan pendapat Nana Sudjana (2005: 86), menguraikan prinsip dan petunjuk menggunakan metode drill yaitu:
- Ketika persiapan pembelajaran, siswa perlu diberikan pengertian mendalam agar dapat memahami kegiatan yang akan dila Sehingga dalam pelaksanaanya siswa tidak mengalami kebingungan tentang apa yang sedang dikerjakan.
- Latihan pertama hendaknya bersifat diagnosis, yaitu dengan membiarkan kesalahan siswa. Selanjutnya biarkan siswa belajar dari kesalahan sebelumnya.
- Perlu mempertimbangkan tingkat perhatian atau fokus yang dimiliki siswa. Supaya materi yang disampaikan dapat diserap siswa dengan ba
- Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa. Oleh karena campur tangan guru sangat penting, salah satunya adalah membantu siswa ketika kesulitan melakukan tugas.
- Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang dirasa guru perlu dan berguna.
Tujuan
Tujuan merupakan capaian siswa yang akan diperoleh melalui penerapan metode drill. Berdasarkan pendapat Roestiyah N.K (2001: 125), tujuan metode drill antara lain: siswa memiliki keterampilan motorik gerak, dapat mengembangkan kecakapan berfikir, serta mengasah kemampuan menghubungkan sebab-akibat.
Tujuan lain metode ini dikemukakan oleh ahli lain, Berdasarkan pendapat Arif Armai (2002:175), diantaranya: memiliki ketrampilan gerak, mengembangkan kecakapan berfikir, memiliki kemampuan menghubungkan antara suatu keadaan, dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama makin bertambah baik, dan menambah pengetahuan siswa akan bertambah dari berbagai segi.
Tujuan metode yang telah dikemukakan kedua ahli tersebut nampak terlihat tidak jauh berbeda. Apabila kita kaji lebih dalam, metode drill erat kaitannya pada pembelajaran keterampilan. Metode tersebut mengembangkan sebuah ketangkasan yang berhubungan dengan motorik, dapat melatih siswa menghubungkan sebab-akibat, dan kemampuan siswa akan semakin bertambah dengan pengulangan yang dilakukan.
Keunggulan
Metode drill banyak digunakan pada pembelajaran keterampilan, karena berbagai pertimbangan keunggulan yang dimiliki metode tersebut. Berdasarkan pendapat Syaiful Sagala (2006: 217), keunggulan metode drill terletak kecepatan penguasaan materi sebagai dampak latihan yang diulang-ulang. Senada dengan pendapat di atas keunggulan lain metode drill diuraikan oleh pendapat dari Muchlisin Riadi (2013), yang menguraikan keunggulan metode drill antara lain sebagai berikut:
- Dalam waktu yang relatif singkat, dapat diperoleh penguasaan dan ketrampilan yang diharapka Hal ini terjadi karena intensitas latihan yang cukup dan pengulangan-pengulangan yang terjadi sehingga siswa dapat menguasai keterampilan atau kemampuan yang diajarkan.
- Akan tertanam pada setiap pribadi siswa kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin. Hal tersebut berkat kebiasaan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran keterampilan. Kemudian guru juga memiliki peran dalam mendisiplinkan siswa karena metode drill tidak akan berjalan sukses tanpa peran guru yang memiliki wibawa dan keahlian.
Keunggulan metode drill yang telah disampaikan oleh kedua ahli tersebut mengungkapkan bahwa keunggulan metode ini antara lain terletak pada penguasaan keterampilan dengan waktu yang cukup singkat karena pada teknik ini pemberian materi kepada siswa dilakukan dengan berulang-ulang. Kemudian siswa akan memiliki kebiasaan belajar dan disiplin secara rutin, ini terjadi karena pengulangan-pengulangan yang dilakukan.
Kelemahan
Kelemahan metode drill yang dihadapi ketika pembelajaran keterampilan batako yaitu kurangnya inisiatif siswa, karena kebiasaan siswa diberikan instruksi-instruksi dari guru keterampilan secara berulang-ulang. Kelemahan lain yang dirasakan siswa adalah cepat bosan karena pengulangan materi yang diberikan oleh guru keterampilan. Pendapat tersebut ditegaskan Syaiful Sagala (2006: 218), yang menjelaskan kelemahan metode drill adalah penekanan pada dampak pengulangan yang dilakukan, sehingga latihan terkesan monoton. Dampak lainnya inisiatif siswa kurang terasah karena kegiatan pembelajaran hanya mengulang.
Langkah Pelaksanaan
Sebelum melaksanakan suatu metode pembelajaran, sangat penting terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah pelaksanaan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sukses. Berdasarkan pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein (2002: 89), langkah-langkah pelaksanaan dalam metode drill yaitu:
1. Fase pemberian latihan
Pertimbangan yang perlu diberikan kepada siswa sebelum latihan diberikan antara lain: tujuan, jenis tugas, kemampuan siswa, dan waktu yang diberikan. Seluruh bertimbangan tersebut agar siswa tidak merasa terbebani melebihi kemampuannya.
2. Langkah pelaksanaan latihan
Ketika latihan dilaksanakan perlu adanya dorongan atau motivasi dari guru agar siswa mampu melakukan sendiri, dan bukan malah menyuruh orang lain. Serta dianjurkan agar siswa mengingat apa yang telah dikerjakan
3. Fase mempertanggungjawabkan latihan
Fase ini berisi refleksi dari apa yang telah dipelajari, serta kendala apa saja yang ditemui siswa dalam proses pelaksanaan keterampilan membuat batako, hingga didapat solusi untuk mengatasi kendala tersebut agar kemampuan siswa membuat batako meningkat.
Ditulis ulang dari skripsi berjudul:
Peningkatan Keterampilan Membuat Batako Melalui Metode Drill Bagi Tunagrahita Sedang Kelas VIII SMPLB C1 di SLB N 1 Sleman.
Karya: Krisnanto Try Sutrisno