Beranda Dunia PLB 140 Hari Yang Berharga Asistensi Mengajar Kampus Merdeka 2023

Seperti kata Donny Dhirgantoro dalam novel best sellernya yang berjudul “5 Cm”, bahwasannya hati manusia adalah potongan-potongan yang penuh akan keajaiban. Dan sepotong keajaiban hati saya tertinggal di sini, di Desa Wisata Pujon Kidul, Kabupaten Malang. Melalui tulisan ini, akan saya tuangkan sepenggal cerita 140 hari penuh kenangan di desa wisata ini. Perihal suka dan duka, cinta dan romansa, senyum dan air mata, dan tentunya sesuai yang berhasil mendominasi arah pandang saya.

Sebelumnya perkenalkan nama saya Kharizma Putri Ronggolawe yang biasa di sapa Puput dari Departemen Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Seorang perempuan yang dilahirkan dari kota Tuban dan menginjakkan kaki di tanah Malang saat memasuki perkuliahan, melangkah jauh dari rumah dan melangkahkan kaki di kota bunga. Atmosfir yang begitu berbeda, terasa asing, namun lucunya saya menjadi jatuh cinta dengan kota yang dijuluki Kota bunga ini.

Singkat waktu, tahun demi tahun telah berlalu dan semester perkuliahan berjalan dengan semestinya. Pada akhirnya saya memulai fase perkuliahan yang kata orang adalah fase rawan cinlok atau cinta lokasi. Namun, ternyata hidup bersama selama 24 jam dalam 5 bulan atau 20 pekan bukan hanya menciptakan romantisme percintaan, tetapi sebuah rasa yang saling bergantung dan saling melindungi memunculkan sebuah perasaan yang berbeda. Yang awalnya asing telah menjadi keluarga. Persahabatan telah tumbuh di tengah sulitnya hidup bersama di atap orang.

Asistensi Mengajar kampus merdeka di SLB Tamima mumtaz

6 Februari 2023, hari pertama mengikuti kegiatan Asistensi Mengajar yang diselenggarakan oleh Kampus Merdeka di Sekolah Luar Biasa Tamima Mumtaz. Udara yang begitu baru, suasana yang canggung, lingkungan yang sama sekali berbeda, rasanya seperti terseret ombak dan terdampar di pulau asing dan bersama manusia-manusia asing lainnya. Dengan jumlah aggota kelompok 5 orang, 3 teman perempuan termasuk saya dan 2 teman laki-laki, kami berusaha menyesuaikan sifat satu sama lain.

Salah satu hal yang saya syukuri selama mengikuti kegiatan Asistensi Mengajar ialah kepala sekolah dan guru-guru yang masih muda yang ada di Sekolah Luar Biasa Tamima Mumtaz bisa menjadi teman sekaligus sahabat bahkan bisa menjadi teman cerita berbagai hal, wali murid dan masyarakatnya yang welcome dan bersahabat. Dalam mengikuti Asistensi Mengajar selama 5 bulan kami para perempuan ditempatkan di kontrakan atau rumah dinas milik sekolah bersama 2 guru perempuan lainnya, sedangkan teman laki laki saya memilih untuk pulang pergi dari rumahnya yang cukup jauh.

Penjual warung makan yang jaraknya tidak jauh dari tempat tinggal dan lokasi sekolah kami tidak pernah absen karena setiap istirahat sekolah atau pulang dari sekolah selalu dipenuhi saya dan teman-teman saya bahkan para gurupun tidak lupa ikut bergabung untuk bercengkrama sambil makan ayam geprek, mie level, aneka frozen food dan tidak lupa minuman favorit yaitu pop ice.

Baca Juga  Bina Diri Makan dan Minum Untuk Tunagrahita Beserta Langkahnya

Ada mbak Savita, ibu laundry kesayangan langganan saya dan teman saya karena malas mencuci baju sebelum sekolah mempunyai mesin cuci dorprize utama acara Kirab Santri menyambut bulan ramadhan yang diselenggarakan oleh masyarakat sekitar.

Yang ketiga ada ibu Tarwiyati yang akrab disapa dengan “buk Tar” yang tidak lain adalah istrinya bapak Komite sekolah yang telah menjadi ibu kedua guru-guru SLB Tamima Mumtaz dan kami anak-anak mahasiswa selama mengkuti Asistensi Mengajar. Karena beliau jasanya yang menambahkan gizi kehidupan guru-guru termasuk kepala sekolah dan anak- anak Asistensi Mengajar yang kadang kala kelaparan akan lari ke rumahnya untuk sekedar bercengkrama tidak jelas dan makan  siang.

Seiring berjalannya waktu selama mengikuti Asistensi Mengajar banyak kegiatan yang telah kami laksanakan bersama pihak sekolah seperti memperingati hari Down Syndrome, memperingati hari Isra’ Mi’raj, kegiatan Pondok Ramadhan, Halal bi Halal bersama wali murid, outing class ke café sawah, outing class ke waduk Selorejo dan program kerja oleh mahasiswa Asistensi Mengajar yaitu membuat batik tye die bersama anak-anak berkebutuhan khusus agar kelak bisa mengembangkan karya sendiri.

Awal pertama hingga kegiatan Asistensi Mengajar ini selesai kita para mahasiswa lebih sering diajak main oleh pihak sekolah seperti nongkrong dibukit bintang, main ke coban kodok yang lokasinya tidak jauh dari sekolah, main ke coban sumber tujuh atau lebih dikenal dengan sebutan sumber pitu, pemandian kolam renang air panas Cangar, pemandian kolam renang Dewi Sri, dan melipir ke Malang Selatan yaitu ke Pantai Balekambang.

Satu hal yang berhasil membuat saya speechless adalah langitnya yang cerah dan pemandangan gunung yang indah. Untuk pertama kalinya dalam hidup selama 21 tahun bisa melihat pemandangan gunung pagi hari yang indah dan tidak pernah bosan untuk memandang city light setiap harinya dengan mudah tidak seperti di kota yang harus pergi ke Paralayang, city light dengan mudahnya bisa dlihat dari balkon rumah atau dari balkon sekolah. Namun sayangnya setiap sore Desa Wisata Pujon Kidul lebih bersahabat dengan hujan daripada bintang.

Mengulik sedikit menegani desa tempat tinggal saya selama Asistensi Mengajar di sini. Desa Wisata Pujon Kidul merupakan desa nuansa yang alamnya masih terjaga. Jalanan seperti roller coaster dari aspal yang mulai tidak mulus, perkebunan yang ditanami wortel, kubis, cabai, tomat, selada dan sawi putih di setiap kanan kiri memberikan vibes daerah pegunungan yang asri. Keseharian warga di desa ini adalah pekebun dan ternak sapi perah, berangkat dari pagi hari dan pulang sore hari, tak jarang saat mengajar kami sering berpapasan dengan warga lokal karena sekolah kami terletak diantara perkebunan warga. Selain itu, terdapat juga tempat wisata Bukit Nirwana, Café Sawah, Santerra de Garden yang setiap harinya ramai oleh pengunjung wisatawan.

Baca Juga  Anak Terlambat Bicara? Tenang, Si Kecil Belum Tentu Autis!

Baca Juga: Artikel penelitian tentang penggunaan media audiovisual untuk tunarungu

Banyak sekali yang sudah kami lalui bersama dalam mengikuti Asistensi Mengajar kampus merdeka ini, banyak suka duka yang kami alami akan kami jadikan itu semua pengalaman yang sangat berarti dan menjadikannya pembelajaran hidup untuk kedepannya untuk lebih mengerti lagi bagaimana bersosialisasi di lingkungan luar dan bagaimana cara kita menyesuaikan diri d lingkungan yang baru.

Demikianlah artikel mengenai pengalamanku mengikuti Asistensi Mengajar Kampus Merdeka 2023 semoga bermanfaat dan menambah referensi anda.

Penulis: Kharizma Putri Ronggolawe

A+ A-

Kontak

Email: meenta.edu@gmail.com

Instagram: meenta_net

Live Search