Tidak ada orang yang ingin terlahir kurang sempurna. Tetapi, Tuhan tentu memberikan kelebihan dan kekurangan pada setiap orang yang memiliki ketidaksempurnaan fisik. Ya, tunarungu atau tidak bisa mendengar acap dijadikan ajang diskriminasi. Ternyata kekurangan fisik tidak menghalangi seorang tunarungu memiliki prestasi mengagumkan.
Berikut 7 tunarungu cantik yang memiliki prestasi jempolan yang layak diapreasiasi.
- Amanda Farliany
Nama Amanda Farliany populer setelah ia memenangkan kontes Cover Girl Majalah Aneka Yess tahun 1999. Tak tanggung-tanggung, Amanda berhasil menyisihkan 14.000 peserta yang mendaftar finalis acara ini. Tunarungu cantik kelahiran tahun 1983 ini menunjukkan bahwa keterbatasan bukan halangan untuk terus berprestasi.
- Angkie Yudistia
Sejak divonis menjadi seorang tunarungu sejak kelas 2 SD, Angkie Yudistia tidak pernah menyerah. Ia terus berjuang menjadi pribadi pantang menyerah hingga menyelesaikan pendidikan. Meski ditolak perusahaan berulangkali karena ia memiliki kekurangan fisik, Angkie tetap semangat hingga ia bisa menjadi CEO seperti sekarang. Angkie pernah menjadi finalias Abang None tahun 2008 dan seabrek prestasi lain.
- Lidya Alvani Taslim
Tunarungu cantik yang piawai menari ini pernah menjadi runner up II Miss Deaf Indonesia 2015 bahkan ia mewakili Indonesia dalam kontes ajang Miss Deaf Internasional di Las Vegas, Amerika Serikat.
- Siti Nur Lathifah
Lathifah merupakan seorang tunarungu asal Semarang yang sukses mengukir prestasi. Ia menjadi gadis cantik yang memiliki prestasi meski tidak bisa mendengar. Lathifah sukses menjadi peraih beasiswa bidikmisi di Universitas Brawijaya, Malang. Selain itu, gadis cantik ini juga berprofesi sebagai model.
- Dian Inggrawati
Tunarungu cantik selanjutnya yang memiliki segudang prestasi adalah Dian Inggrawati Soebangil. Ya, nama Dian sudah tidak asing lagi setelah ia berhasil meraih trofi runner up II Miss Deaf World di Praha pada tahun 2011 yang lalu. Dian menjadi perempuan tunarungu yang berhasil memenangkan penghargaan untuk ajang yang baru diikuti Indonesia pertama kali.
- Irene Cherry
Tunarungu cantik kelahiran Semarang, 26 Maret 1988 ini sukses meraih gelar juara 2 Putri Tunarungu Indonesia pada tahun 2014 lalu. Sejak dinyatakan menjadi penderita tunarungu sejak umur 4 tahun, Irena tidak menyerah. Ia tetap bisa menempuh pendidikan di sekolah normal. Kini, Irena menjadi seorang motivator sukses yang menginspirasi banyak orang di Indonesia.
- Giska Puteri
Anak pertama pasangan Dewi Yull dan Ray Sahetapy ini memang sudah berpulang pada tahun 2010 silam. Tetapi, Giska begitu menginspirasi semua orang yang memiliki kekurangan fisik. Ya, dia tidak menyerah dengan mengembangkan bakat di bidang melukis. Terbukti Giska kecil berhasil menyelenggarakan pameran tunggal pada usia 12 tahun. Menarik, ya?
7 tunarungu cantik di atas mungkin bisa menginspirasi semua orang yang memiliki kebutuhan khusus untuk terus berjuang, percaya diri dan bekerja keras. Tidak ada yang mustahil selama ada usaha dan doa keras. Tentu dukungan lingkungan sekitar sangat dibutuhkan dalam meningkatkan rasa percaya diri para penyandang difabel.
