Anak berkebutuhan khusus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dalam perkembangan dan pembelajaran mereka. Kebutuhan khusus ini dapat mencakup gangguan fisik, intelektual, emosional, atau sosial yang mempengaruhi kemampuan anak untuk belajar, berinteraksi, dan berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari. Anak berkebutuhan khusus membutuhkan perhatian, dukungan, dan pendekatan yang khusus untuk membantu mereka mencapai potensi maksimal mereka dan berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat.
Memiliki kebutuhan khusus tidak seharusnya menjadi hambatan untuk berkarya. Setiap individu, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, memiliki potensi unik dan bakat yang dapat dikembangkan.
Menjadi berbeda tidak berarti bahwa seseorang tidak sama dengan orang lain. Setiap individu, termasuk anak berkebutuhan khusus, memiliki keunikan dan potensi yang berbeda. Meskipun mereka mungkin memiliki kebutuhan yang berbeda dalam pengembangan dan pembelajaran, mereka tetap memiliki hak yang sama untuk dihormati, diakui, dan diberi kesempatan yang setara dalam kehidupan.
Konsep inklusi mengakui pentingnya menerima perbedaan dan memastikan bahwa setiap individu, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus, dapat berpartisipasi sepenuhnya dalam masyarakat. Inklusi bukan hanya tentang menerima keberagaman, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang mendukung, menghormati, dan memenuhi kebutuhan individu yang berbeda.
Dalam dunia seni, musik, olahraga, dan bidang lainnya, banyak contoh anak-anak dengan kebutuhan khusus yang telah menunjukkan kemampuan luar biasa dan mencapai kesuksesan. Beberapa contoh inspiratif meliputi seniman dengan kebutuhan khusus yang melukis karya-karya indah, musisi yang berbakat dengan kemampuan luar biasa dalam memainkan alat musik, atlet dengan kebutuhan khusus yang berhasil meraih medali di Olimpiade Khusus, dan masih banyak lagi.
Penting untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus agar mereka dapat mengekspresikan diri mereka, menemukan minat mereka, dan mengembangkan bakat mereka. Dukungan dari keluarga, pendidik, teman sebaya, dan masyarakat secara keseluruhan dapat memainkan peran penting dalam memberikan kesempatan kepada anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk berkarya dan meraih prestasi.
Dalam konteks anak berkebutuhan khusus, penting untuk memahami bahwa mereka memiliki potensi unik dan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam berbagai bidang kehidupan. Dukungan yang tepat, pendidikan inklusif, dan kesempatan yang setara dapat membantu mereka mengembangkan bakat mereka, mencapai tujuan mereka, dan menjadi bagian yang berharga dari masyarakat.
Asitensi Mengajar sendiri merupakan sebuah program dari Universitas Negeri Malang yang dibawah naungan Kemendikbudristek untuk melakukan Kampus Mengajar dimana mahasiswa di sebarkan ke sekolah-sekolah untuk mendapatkan pengalaman serta pembelajaran yang nantinya akan sangat berguna setelah lulus.
Baca Juga: Asiknya belajar dan bermain dengan ABK di program Asistensi mengajar
Salah satu kelompok yag beranggotakan Yudha Tri Mardianto, Maulana Doranna, Kharizma Putri R, Erma Rafiza Febriana dan Rachmad Vinda P. melaksanakan asistensi di SLB Tamima Mumtaz di desa Pujon Kidul, Pujon, Kab. Malang. Kegiatan AM ini sendiri berlangsung selama 5 bulan yang dimulai dari bulan februari dengan mengajukan beberapa program kerja akademik, non akademik, administrasi sekolah dsb.
Mahasiswa Asistensi Mengajar yang berada di SLB Tamima Mumtaz melakukan kegiatan bersama dengan siswa siswi. Salah satu kegiatan vokasi yang dilakukan adalah membatik, jenis batik yang diterapkan adalah batik celup. Kegiatan menyenangkan ini merupakan bagian dari program kerja yang di ajukan oleh mahasiswa kepada sekolah.
Kegiatan batik celup ini cukup membuat para siswa dan guru bersemangat dalam membuat batik, dimulai dari semua siswa dan guru beserta mahasiswa berkumpul untuk dibagikan tas sebagai media membuat batik yang kemudian diberikan contoh langsung oleh salah satu mahasiswa untuk membuat pola pada tas tersebut, mahasiswa lainnya membantu siswa lainnya yang terlihat bingung bagaimana cara membuat batik tersebut.
Setelah seluruh pola selesai dibuat kemudian seluruh siswa dan guru beserta mahasiswa keluar kehalaman untuk memberikan warna pada tas yang sudah dibentuk pola denan cara mencelupkan tas tersebut pada beberapa warna. Selanjutnya Batik di jemur agar warnanya lebih meresap. Setelah ditunggu beberapa saat seluruh siswa membuka ikatan pola dengan semnagat untuk melihat hasil dari batik yang dikerjakan.
Kegiatan di tutup dengan foto bersama sambil memamerkan hasil karya masing-masing. Demikianlah belajar asyik batik celup yang merupakan bagian dari program asistensi mengajar, semoga bermanfaat.
Penulis: Erma Rafiza Febriana, Pendidikan Luar Biasa, Universitas Negeri Malang