Memiliki kekurangan fisik bukan kendala utama dalam mengejar impian. Kalimat tersebut layak ditujukan untuk 5 penyandang tunanetra yang mampu menunjukkan prestasi di Indonesia. Ya, kisah perjuangan mereka begitu menginspirasi banyak orang termasuk memotivasi para difabel untuk pantang menyerah.

Berikut daftar 5 orang yang menyandang disabilitas namun berprestasi.
1 M. Ade Irawan

Ade merupakan putra pasangan Endang Dewi Mardeyani dan Irawan Soebagyo yang lahir di Colchester, Inggris pada tanggal 15 Januari 1994. Meski memiliki keterbatasan penglihatan, Ade mampu menunjukkan prestasi di bidang musik. Ia menjadi seorang pianis terkenal khususnya di bidang musik jazz.
2. Mimi M. Lusli

Semua orang yang memiliki kekurangan fisik bisa menembus batas. Ya, hal tersebut dibuktikan oleh wanita tunanetra satu ini. Ia berhasil lulus kuliah dari Universitas Indonesia jurusan Master Sains tahun 1997 hingga mendapat beasiswa bidang studi Master of International Communication di Leeds University, Inggris. Kini, Mimi menjadi seorang dosen di Universitas Atmajaya, Jakarta.
3. Bambang Basuki

Bambang Basuki merupakan rekan Mimi M. Lusli yang menjadi salahsatu pendiri Yayasan Mitra Netra. Menderita glukoma sejak remaja, Bambang hampir saja menyerah sampai ia bertemu dengan Joni Watimena, seorang tunanetra yang menjadi guru SLB. Sejak saat itu, Bambang Basuki menjadi guru di SLB bahkan mendaftar masuk UNJ jurusan Bahasa Inggris. Kini Bambang menjadi direktur eksekutif Yayasan Mitra Netra yang aktif mengembangkan layanan untuk para penyandang disabilitas.
4. Akmala Hadita

Siapa sangka bahwa kecelakaan motor yang dialami Akmala Hidatasaat remaja membuat ia mengalami kebutaan. Ya, Akmala pernah merasa depresi dan mencoba bunuh diri. Ternyata Tuhan memiliki rencana lain hingga Akmala menjadi wanita tunanetra pertama di Indonesia yang berhasil meraih gelar doktor dari Universitas Pendidikan Indonesia. Kini, Akmala menjalankan aktivitas sebagiadosen tetap di Universitas Garut. Luar biasa sekali, bukan?
5. Priskila Smith Jully

Menjadi seorang anak yang tidak diinginkan orangtua membuat Priskila Smith Jully merasa didiskriminasi. Sejak kecil, ia merasa diacuhkan orangtua termasuk tidak pernah berkesempatan sekolah. Bahkan, wanita tunanetra ini harus membiayai sekolah di SLB dengan berjualan kaki. Tekad kuat ternyata telah tertanam dalam jiwa Priskila sehingga ia memutuskan merantau ke berbagai kota. Pada tahun 2004, Priskila bertemu Tommy Barnett yang memotivasinya mendirikan School of Life. School of Life sendiri merupakan lembaga sosial yang menampung orang-orang kurang beruntung tanpa membedakan suku bangsa, agama,latar belakang, ras dan sebagainya.
5 penyandang tunanetra yang berprestasi dan menginspirasi di atas mungkin bisa menjadi suri tauladan untuk para disabilitas lain. Tak hanya para difabel saja, kisah inspirasi mereka bisa menjadi motivasi untuk orang normal. Ya, seyogyanya orang normal harus mampu bekerja keras seperti mereka, bukan?
Seorang minimalis, menyukai olahraga, dan menulis.