Beranda Pendidikan 6 Gangguan Belajar pada Anak, Jangan Disepelekan

Gangguan belajar adalah masalah pada anak yang tidak boleh disepelekan. Banyak anak yang mengalami gangguan belajar merasa sulit untuk memahami apa yang dipelajari. Gangguan belajar pada anak bisa mempengaruhi motivasi anak untuk terus belajar dan berkembang.

Jenis Gangguan Belajar

Gangguan Belajar pada Anak
Ilustrasi anak kesulitan belajar via nacd.org

Gangguan belajar umum dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis, membaca, keterampilan nonverbal dan matematika. Dengan dukungan serta pemberian terapi yang tepat, maka anak yang memiliki gangguan belajar bisa mencapai kesuksesan di sekolah, dalam hubungan, tempat kerja maupun masyarakat. Berikut ini beberapa jenis gangguan belajar yang anak sering ditemui.

1. Diskalkulia

Jenis gangguan ini menyebabkan anak tidak mampu membedakan angka dengan tepat. Anak dengan gangguan belajar ini mungkin bisa memiliki pemahaman simbol angka atau matematika yang buruk, mengalami kesulitan untuk menentukan waktu, kesulitan dalam mengatur dan menghafal angka dan mengalami kesulitan dalam berhitung.

2. Disgrafia

Disgrafia merupakan ketidakmampuan belajar dengan tanda-tanda adanya masalah dalam menulis. Gangguan ini merupakan gangguan neurologis yang bisa mempengaruhi orang dewasa atau anak-anak. Disamping menulis kata yang sukar dibaca, orang dengan gangguan ini cenderung memakai kata yang salah bagi apa yang ingin mereka komunikasikan.

Tulisan tangan yang hampir tidak bisa dibaca merupakan tanda umum gangguan belajar pada anak yang satu ini. Namun bukan berarti mereka yang memiliki tulisan tangan buruk mengalami kelainan ini.

Penderita disgrafia sering merasakan kesulitan dalam berkonsentrasi di hal lain ketika menulis. Ini bisa menjadikan mereka kesulitan dalam membuat catatan saat mengikuti pertemuan atau belajar di dalam kelas sebab banyak perhatian yang diberikan bagi setiap kata yang ada di atas kertas.

Baca Juga: Tips membuat anak autis berselera makan

3. Disleksia

Disleksia merupakan gangguan yang melibatkan kesulitan dalam membaca sebab adanya masalah untuk mengidentifikasi ucapan serta mempelajari bagaimana hubungan antara huruf dan juga kata. Gangguan ini juga dikenal sebagai ketidakmampuan membaca yang akhirnya mempengaruhi otak dalam memproses bahasa.

Tanda disleksia mungkin masih sulit dikenali jika anak belum memasuki masa sekolah. Penderita gangguan ini mempunyai kecerdasan yang normal dan umumnya mempunyai penglihatan normal. Mayoritas anak dengan disleksia justru bisa berhasil di bangkus sekolah asal dibimbing atau mendapatkan program pendidikan khusus.

4. Dyspraxia

Anak dengan gangguan ini mengalami kesulitan untuk menyelesaikan tugas motorik kasar dan halus. Misalnya seperti melambaikan tangan maupun hal lain yang lebih kompleks. Individu yang mengalami dyspraxia memiliki masalah bahasa serta tingkat kesulitan dalam hal persepsi maupun pemikiran. Akan tetapi, hal ini tidak berpengaruh pada kecerdasan mereda.

5. APD (Auditory Processing Disorder)

APD merupakan kondisi yang bisa mempengaruhi suara yang berjalan melalui telingan diinterpretasikan atau diproses oleh otak. Individu dengan gangguan APD ini tidak mampu mengenali perbedaan halus dari suara yang ada di dalam kata-kata, meskipun suara tersebut sangat jelas dan keras.

6. Ketidakmampuan belajar non-verbal

Gangguan ini ditandai dengan perbedaan signifikan antara kemampuan verbal lebih tinggi serta kemampuan motorik, sosial dan visual-spasial yang lebih lemah.
Umumnya, anak dengan gangguan ini mengalami kesulitan dalam menafsirkan isyarat nonverbal misalnya bahasa tubuh atau ekspresi wajah dan mungkin mempunyai koordinasi yang buruk.

Demikian ulasan mengenai jenis gangguan belajar yang sebaiknya diperhatikan. Ada baiknya jika anda menunjukkan tanda-tanda memiliki gangguan belajar diatas, anda segera berkonsultasi pada dokter ahli maupun terapis untuk mendapatkan solusi terbaik.

Baca Juga  5 Rekomendasi Tablet Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
A+ A-

Kontak

Email: meenta.edu@gmail.com

Instagram: meenta_net

Live Search